Seberapa sering Anda - para pembaca perempuan - mendengar komentar miring soal kemampuan mengendarai mobil?

Percaya atau tidak, stereotip bahwa kaum hawa tak seharusnya berada di belakang kemudi, masih ada sampai saat ini. Ya, pada tahun 2021!

Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, Senin (8/3/2021), kami akan membahas beberapa miskonsenspi yang kerap ditujukan kepada driver perempuan, dan coba membantahnya.

Berikut adalah lima komentar negatif yang paling sering didengar kaum hawa saat mengendarai mobil:

1. Perempuan adalah pengemudi yang lamban

Ini merupakan kalimat yang paling sering meluncur terkait gaya berkendara perempuan. Bahkan, jarang yang mau memberi kunci mobil kepada mereka karena dinilai akan membuang banyak waktu.

Tetapi, apakah itu benar? Belum tentu. Memang, ada sebagian perempuan yang mengemudi dengan pelan. Namun, terdapat alasan keselamatan di balik hal tersebut.

Sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Inggris, Admiral, menyebutkan, karena lelaki cenderung mengemudi dengan cepat, mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan.

Sebaliknya, para perempuan yang mengemudi pelan dan hati-hati, mengalami lebih sedikit insiden di jalan raya.

Jadi, belum tentu kaum hawa tidak bisa mengemudi lebih cepat. Mereka mampu, tapi lebih mengutamakan keselamatan diri dan penumpang.

2. Perempuan hanya mengendarai mobil kompak atau sedan

Selanjutnya soal preferensi kendaraan. Pria lebih menyukai mobil macho 4x4 yang besar, sedangkan perempuan cukup membeli sedan atau hatchback saja.

Ini juga tak sepenuhnya benar. Perusahaan riset Amerika Serikat, MaritzCX, pernah melakukan studi yang memperlihatkan peningkatan jumlah perempuan dalam memboyong SUV atau sports car.

Artinya, kaum hawa tak lagi puas dengan mobil kecil yang praktis, tapi mulai menjajal kendaraan yang menuntut keterampilan mengemudi.

Dalam laporan yang sama, dikatakan juga bahwa perempuan cenderung memiliki pengaruh lebih kuat daripada pasangan mereka, dalam menentukan mobil apa yang akan dibeli.

3. Perempuan cuma mau menyetir mobil bertransmisi otomatis

Tuduhan yang tidak adil. Faktanya, kedua gender sama-sama menyukai mobil matik, baik perempuan maupun lelaki.

Menurut analisis perusahaan jasa sewa mobil yang berbasis di AS, Swapalease, dari 50.000 pengemudi yang dicatat sejak 2012, penurunan penggunaan mobil manual justru lebih besar pada lelaki.

Cukup banyak perempuan yang dilaporkan bertahan dengan transmisi manual dalam beberapa tahun terakhir, meskipun tren mobil matik terus meningkat.

4. Perempuan tidak bisa parkir dengan baik

Salah satu kekhawatiran terbesar terhadap pengendara perempuan adalah keterampilan mereka dalam memarkir mobil. Mulai dari posisi tidak pas, kesulitan masuk slot parkir, sampai risiko benturan.

Tapi, sebuah riset dari perusahaan tempat parkir mobil, NCP, mementahkan semua asumsi tersebut.

NCP mengamati 2.500 pengemudi pada 700 area parkir mobil di Inggris selama satu bulan. Hasilnya, perempuan lah yang mendapat skor lebih baik.

Mereka menemukan spot parkir dengan cepat, tak butuh waktu lama untuk meninggalkan kendaraan, serta mampu mengatur posisi kendaraan secara benar.

5. Perempuan tak paham arah

Memasuki era modern seperti sekarang, komentar ini seharusnya sudah tak terdengar. Apalagi dengan adanya aplikasi penunjuk arah macam Google Maps atau Waze yang praktis.

Tapi, jika memang harus membantah, biarkan data yang kembali bicara.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi mobil Inggris, Sheila’s Wheels, justru lelaki lah yang lebih sering tersesat.

Tak cuma itu, mereka menghabiskan lebih banyak waktu dan bahan bakar untuk mencapai tujuan. Penyebabnya, kaum adam cenderung enggan bertanya ketika tersesat.

Perempuan, di sisi lain, tidak sungkan menanyakan arah saat nyasar. Inilah mengapa konsumsi waktu dan bahan bakar mereka lebih efisien.

Pada akhirnya, stereotip terhadap perempuan dalam dunia otomotif lebih baik dienyahkan saja. Siapapun, terlepas dari gender, punya kemampuan masing-masing dalam berkendara.

Menjadi lelaki tak lantas membuat Anda superior di belakang kemudi. Begitu juga sebaliknya. Bahkan, tak sedikit perempuan yang kini menjadi driver profesional.

Jadi, buat para kaum hawa, abaikan saja jika Anda masih mendengar komentar miring saat mengemudi. Dan, selamat Hari Perempuan Internasional!