Ada beberapa kenyamanan mengendarai mobil listrik yang sudah kita ketahui. Salah satu yang paling umum adalah ketenangan mengemudi dan tak perlu selalu menginjak rem.
Tidak ada girboks di kolong mobil karena memang di mobil listrik tidak ada transmisi manual atau otomatis sekalipun.
Satu produsen mobil listrik dari Cina, Beyond Your Dreams (BYD) menghadirkan sesuatu yang tak lazim.
BYD sendiri termasuk produsen kendaraan listrik paling terkemuka di dunia dengan berbagai produknya yang sudah digunakan di mana-mana.
Kini, BYD telah menciptakan mobil listrik yang memiliki girboks. Bahkan, manual juga. Mobil ini disebut E3 EV dan lahir karena alasan sederhana.
Ini merujuk pada regulasi lalu lintas di Cina yang mengkategorikan dua jenis lisensi mobil, C1 dan C2. Ini sama dengan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Indonesia.
Jika kita memiliki SIM C2, berarti kita hanya dapat mengendarai mobil bertransmisi otomatis. Sedangan untuk SIM C1 untuk mobil manual.
Lalu, bagaimana dengan pemilik mobil listrik yang memang tak memiliki girboks sama sekali. Harus dengan SIM apa mobil tersebut bisa dikendarai.

Girboks antara Ada dan Tiada
Implikasinya pun terasa pada level yang lebih awal lagi, yaitu saat seseorang di Cina ingin belajar mengemudi di sekolah mengemudi.
Dia ingin mencari SIM C1 tapi juga ingin mengemudikan mobil listrik. Pada siuasi seperti inilah BYD memberikan solusinya.
Inilah BYD E3 EV, mobil listrik yang telah dirancang agar memungkinkan siapa pun bisa mengambil SIM apa pun yang diinginkan.
Pasalnya, BYD E3 EV tampil sebagai mobil manual. Memiliki mekanisme lengkap dengan kopling dan tuas untuk memilih rasio gigi.
Benar-benar mensimulasikan mobil dengan girboks manual lima percepatan. Tapi sesungguhnya, transmisi itu tidak ada.
Pada titik ini, muncul berbagai pertanyaan seputar rasa berkendara dengan mobil bertransmisi manual.
Misal, apakah mobil akan mati saat pedal kopling diangkat terlalu cepat tanpa diimbangi dengan injakan pada pedal gas.
Begitu pula, saat berpindah gigi dengan buru-buru atau kasar, apakah tetap terasa entakan seperti pada mobil manual.

BYD tidak menanggapi berbagai pertanyaan itu tapi menarik untuk dicatat ada sesuatu yang tak lazim pula di mobil ini.
Ada pedal rem di kolong sebelah pengemudi untuk instruksi mengontrol laju mobil pada dasarnya tidak berguna. Begitu pula dengan pedal kopling yang sebenarnya hanya hiasan.
Meski demikian, BYD dengan getol menginformasikan bahwa mobil tersebut memiliki empat mode mengemudi.
Mode Ekonomi yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi powertrain. Lalu, Mode Throttle Lock yang merupakan jenis kendali jelajah.
Ada pula Mode Sport yang meningkatkan reaktivitas terhadap tekanan pada pedal gas, dan terakhir Mode Pengajaran yang mengaktifkan girboks manual yang fenomenal ini.
Hanya untuk Sekolah Mengemudi
Mobil tersebut, seperti disebutkan, lahir dengan tujuan khusus untuk memungkinkan kaum muda Tiongkok mendapatkan SIM C1 tapi belajar mengemudinya menggunakan mobil listrik.
Oleh karena itu, BYD E3 EV juga memiliki tuas rem tangan, kaca spion tambahan, dan kontrol klakson kedua, di sisi penumpang, yang dapat diaktifkan oleh instruktur untuk darurat.
Livery eksterior yang aneh juga merupakan ciri khas mobil sekolah mengemudi Cina, yang hanya mereka saja yang pakai.
Banderol di Cina seharga 19 ribu euro (sekitar Rp327,5 juta). Dilengkapi dengan baterai 38 kWh dengan jarak tempuh 350 kilometer.