Ada sebuah perusahaan pembuat mobil di San Cesario sul Panaro, Italia, yang namanya pasti akan Anda ketahui. Perusahaan tersebut adalah Pagani Automobili.
Selama ini Pagani Automobili dikenal sebagai produsen hypercar. Tapi tidak banyak yang tahu soal kisah dari pendiri pabrikan ini.
Rupanya, Pagani Automobili didirikan oleh seorang pria Argentina yang mempunyai mimpi besar. Dia adalah Horacio Pagani.
Meski kelahiran Argentina, ada darah Italia dari nenek moyang Horacio. Ayahnya, Luca, adalah orang Italia yang pernah bekerja di sebuah toko roti Negeri Pizza itu.
Darah itulah yang suatu hari akan membawanya kembali ke tanah leluhur, hingga ia membuat mobil impiannya di Italia.
Kisahnya akan membuka musim baru serial Storie di Motori pada kanal video Motor1.com Italia, seperti kami sematkan di atas.
Pembawa acara kami, Luca Dal Monte, kembali mengantarkan kita untuk membahas profil Horacio Pagani pada musim baru video Storie di Motori ini.
Idolakan Juan Manuel Fangio dan Leonardo Da Vinci
Sejak kecil, Horacio mengidolakan dua tokoh. Pertama, pria kelahiran Casilda, Argentina, 10 November1955 ini terpesona dengan Juan Manuel Fangio.
Maklum, pembalap legendaris asal Argentina itu memegang rekor yang menurut banyak orang tidak akan pernah bisa dipatahkan saat itu.
Yaitu, lima gelar juara dunia Formula 1 (tahun 1951, 1954, 1955, 1956, dan 1957). Bagi Horacio, Fangio adalah orang yang sukses.
Fangio menurut Horacio merupakan orang Argentina yang layak dicintai dan dihormati di seluruh dunia, dan layak dijadikan role model.
Tidak hanya karena prestasinya di bidang persaingan balapan, melainkan juga rasa keadilan dan kemanusiaannya yang luar biasa.
Tokoh kedua yang juga menggetarkan hati Horacio muda adalah pelukis legendaris Leonardo da Vinci. Ia terpesona oleh salah satu pernyataan Leonardo secara khusus.
"Seni dan sains adalah disiplin ilmu yang dapat bekerja bersama-sama," kata Leonardo. Bagi Horacio, pernyataan ini adalah pencerahan yang nyata.
Jadi, ia mulai membaca apa pun yang ia temukan tentang Leonardo da Vinci. Semakin banyak membaca, semakin ia menemukan, dan semakin pula ia terpesona oleh banyak sisi genius Leonardo.

Titik Balik pada Awal 1980-an
Horacio akhirnya bertemu idolanya, Fangio, pada 1981. Pembalap asal Argentina itu ternyata terkesan dengan kecerdasan Horacio muda, yang pernah mendesain mobil balap F3 pada usia 20 tahun.
Maka itu, Fangio kemudian menulis semacam surat rekomendasi kepada lima tokoh otomotif di Italia untuk memperkenalkan Horacio yang saat itu baru berusia 26 tahun.
Sebab, ketika itu Horacio muda memutuskan akan pergi ke negara leluhurnya, Italia, untuk bekerja dalam dunia otomotif.
Surat kemudian diberikan kepada Enzo Ferrari (pendiri Ferrari), Carlo Chiti (insinyur dan perancang mesin mobil balap ternama Italia), Enzo Sella, dan Alejandro De Tomaso (mantan pembalap Argentina yang berbisnis di Italia).
Kemudian surat kelima adalah yang memiliki efek yang diinginkan. Yakni untuk Giulio Alfieri, seorang insinyur Italia dengan masa lalunya yang hebat bersama Maserati dan Lamborghini.
Singkat cerita, pada 1982 Horacio akhirnya diterima bekerja di pabrik Lamborghini di Kota Sant'Agata Bolognese, Italia, berkat rekomendasi dari Fangio dan Alfieri.
Horacio memulai kariernya sebagai pekerja, tetapi kemudian mengembangkan hubungan kerja yang erat bersama Alfieri.
Alhasil, bersama Alfieri, Horacio pun mulai bereksperimen dengan material komposit untuk bereksplorasi mendesain mobil baru.
Memperkenalkan Pagani Zonda
Setelah menyerap ilmu yang cukup dari Lamborghini, Horacio pun mendirikan pabrik Pagani Automobili di San Cesario sul Panaro, Italia, pada 1992.
Proses pembuatan mobil pertama dari Pagani berjalan cukup lama. Mobil tersebut adalah Pagani Zonda.
Hingga akhirnya, Pagani Zonda menjalani debutnya dalam pameran Geneva Motor Show 1999 di Swiss.
Itulah masterpiece pertama dari Horacio, sebuah hypercar Pagani Zonda, meskipun ada selentingan bahwa mobil tersebut mendapatkan mesin dari Mercedes.
Pengunjung di Geneva Motor Show itu pun tidak mengira kalau Pagani Zonda dibuat oleh orang Argentina yang tidak terkenal saat itu.

Ya, semua ini berawal dari kekaguman Horacio kepada Fangio yang hebat. Sayangnya, Fangio tidak bisa ikut berbangga melihat debut Pagani Zonda itu karena sudah wafat pada 1995.
Sebagai penghargaan kepada Fangio, Horacio pun mengabadikan nama sang legenda pada salah satu model hypercar-nya, yaitu Pagani Zonda F. Huruf “F” tersebut merupakan inisial dari Fangio.