Tak ada yang menyangsikan kehebatan Pep Guardiola di dunia sepak bola. Pria berkepala plontos tersebut dikenal mumpuni baik sebagai pemain maupun pelatih.

Guardiola, yang kini menukangi Manchester City, membukukan prestasi fantastis dengan meraih 31 trofi sebagai pelatih hanya dalam waktu 12 tahun.

Namun, kepiawaian Guardiola di lapangan hijau ternyata berbanding terbalik dengan kelihaiannya mengemudikan mobil di jalan raya.

Dilansir dari Sportbible, sejak ditunjuk melatih City pada 2016, pria 48 tahun tersebut telah merusak empat mobil.

"Sekarang dia mengendarai sebuah Mercedes hitam," tulis Lu Martin dan Pol Ballus yang membuat artikel eksklusif Guardiola untuk The Sun.

"Sejak di Barcelona, dia punya reputasi sebagai pengendara yang buruk, dan hingga saat ini dia sudah merusak empat mobil sejak datang ke Manchester."

"Kaca spion mobilnya tak pernah bertahan lama. Dia bahkan pernah mengisi Range Rover diesel dengan bensin. Dia juga pernah menghancurkan sebuah Bentley perak."

Mobil pertama yang pernah dirusak Guardiola adalah Mercedes GLE seharga 80.000 poundsterling (sekitar Rp1,5 miliar).

Berlanjut ke mobil kedua, Guardiola juga pernah merusak sebuah Range Rover seharga 200.000 poundsterling (sekitar Rp2,9 miliar).

Mobil termahal yang pernah dirusak mantan pelatih Barcelona tersebut adalan sebuah Bentley GTX700 berwarna silver seharga 200.000 poundsterling (sekitar Rp3,9 miliar).

Terakhir, Guardiola juga pernah merusak sebuah Mini Cooper seharga 30.000 poundsterling (sekitar Rp580 juta), yang membuktikan bahwa dirinya pun tak lihai mengemudikan mobil "murah".

Total harga dari keempat mobil yang dirusak Guardiola pun menyentuh angka fantastis, yakni hampir Rp9 miliar.

"Pep jago dalam banyak hal, tapi sepertinya mengendarai mobil bukan salah satunya," ujar salah seorang narasumber kepada The Sun.

"Dia benar-benar berjuang di jalanan Manchester dan berkali-kali mengalami insiden," katanya.

Dengan pengalaman dengan berbagai mobil mewah yang begitu buruk, Guardiola pun mencoba banting setir.

Pria berkebangsaan Spanyol tersebut kini mengendarai tunggangan "biasa", yakni sebuah mobil listrik keluaran Nissan, yakni Nissan Leaf.

 

Dengan Leaf, Guardiola tidak akan mengulangi kebodohannya saat salah mengisi bahan bakar Range Rover-nya dulu.

"Sama seperti taktik dalam sepak bola, tidak ada situasi yang persis sama di lapangan. Begitu pula dengan lawan yang saya hadapi," ujar Guardiola.

"Saya percaya, inovasi adalah hal yang penting untuk mengikuti perkembangan zaman."

"Salah satu alasan utama saya memilih mobil listrik adalah untuk mengurangi kontribusi saya dalam kerusakan lingkungan," tuturnya.

Lebih lanjut, lewat pilihannya tersebut, Guardiola berharap dapat menginspirasi anak muda untuk mencintai lingkungan.

"Saya bangga menggunakan Leaf sebagai mobil saya sehari-hari. Buat saya, ini adalah pilihan yang bertanggung jawab," kata Guardiola.

"Saya akan sangat bahagia jika generasi muda dapat lebih sadar akan perubahan lingkungan."

"Kini saya sudah melihat banyak di antara mereka mengajak orang muda lain untuk menjajal alat transportasi baru seperti mobil listrik," katanya.

Merawat lingkungan adalah satu hal. Tapi, apakah dengan memilih Leaf sebagai mobil hariannya, skill Guardiola di jalanan turut terdongkrak?

Tidak ada jaminan Pep tak lagi mengalami insiden di atas mobilnya. Tapi, paling tidak, dia tidak akan salah mengisi bahan bakar lagi.