Berbicara mengenai komunitas pencinta kendaraan roda dua, salah satu yang mungkin tidak bisa lepas dari pembahasan adalah para pencinta motor Yamaha RX King.

Kesan garang hingga suara yang menggelegar, menjadi ciri khas tersendiri dari Yamaha RX King.

Dan Kota Solo, Jawa Tengah, yang kental dengan nuansa budaya, ternyata juga memiliki banyak komunitas pencinta roda dua, tidak terkecuali RX King.

Tim Motor1.com Indonesia berkesempatan mewawancarai ketua klub MMS (Modified Motor Singo), Adi Kristiana, salah satu pentolan klub motor RX King di Solo.

Sejarah dan Keanggotaan MMS (Modified Motor Singo)

MMS merupakan singkatan dari Modified Motor Singo, yang didirikan pada tahun 2007 lalu, di Solo.

Untuk makna dari Modified Motor Singo, Adi menuturkan hal itu sesuai dengan identitas klub RX King tersebut.

Modified Motor berarti adalah motor (RX King) yang telah dimodifikasi, meski tak harus modifikasi besar dan itu bukan syarat utama masuk ke klub MMS.

Sedangkan Singo atau Singa, adalah gambaran dari raja. "Singa kan raja kalau di hutan, jadi itu yang dipilih" ujar Adi.

Pada awalnya para pencinta motor RX King ini hanya sekadar berkumpul untuk berbagi pengalaman tentang kegemaran mereka.

Lalu tercetuslah ide untuk membuat klub RX King sendiri, saat itu dimulai oleh para founder dengan tujuan sebagai wadah bertukar pengalaman, dan awal lokasinya di daerah Kleco, Solo.

"Dulu yang pertama ya itu, Pak Ugik, terus Pak Eko, Pak Bimo, tapi sekarang sudah vakum semua, dulu kumpulnya di rumah Pak Eko itu (Kleco)," ujar Adi.

Para founder yang disebutkan ini diketahui telah vakum karena kesibukan, meski dalam beberapa kegiatan tetap berpartisipasi.

Dalam prosesnya, kelompok awal yang mulai berkembang ini mendapat lokasi berkumpul baru di sebuah wedangan area "rel bengkong" Solo yang melegenda.

Saat anggota masih di bawah 20 orang, ada sistem arisan yang dilakukan untuk mempererat silaturahmi, sekaligus kegiatan berkumpul.

Namun, seiring bertambahnya anggota, lokasi kopdar berpindah dan kemudian diadakan iuran rutin bulanan sebesar Rp20 ribu.

Iuran rutin ini juga bisa menjadi dana mendadak jika ada anggota yang sakit, atau dana untuk kegiatan sosial.

"Kalau khusus untuk anggota, biasanya digunakan juga saat menjenguk, atau untuk kegiatan sosial, seperti bencana semeru kemarin," ujar Adi.

Ketua MMS sejak tahun 2018 itu mengaku dirinya baru bergabung setelah klub tersebut terbentuk, dan beranggotakan sekitar 10 orang.

Untuk saat ini, MMS ada sekitar 125 anggota, syaratnya tak harus punya motor yang sudah dimodif, bahkan yang memiliki RX King standard pun tetap disambut baik.

"Kalau motor bebas, dimodif boleh, standard juga enggak apa-apa," ujar Adi. "Tetapi untuk syarat biasanya ya harus punya KTP, SIM, dan juga STNK," ia menambahkan.

Lebih lanjut menurut Adi, para anggota baru ini tidak mendapatkan tes khusus yang memberatkan jika ingin menjadi anggota.

Namun, mereka harus mengikuti kopdar (kopi darat) setidaknya rutin selama beberapa bulan, sebagai tanda keseriusan calon anggota baru.

Kegiatan kopdar MMS dulu diketahui digelar di depan Rumah Makan Adem Ayem, tepatnya di Jalan Slamet Riyadi Solo. Biasanya dimulai sekitar pukul 22.30 WIB hingga selesai.

4 Besar Komunitas RX King Solo

Sebenarnya ada banyak komunitas motor RX King di wilayah Solo Raya, namun menurut Adi, ada empat klub besar yang tergabung dalam Paguyuban Plat Solo Raya.

Berdasarkan keterangan Adi, keempat klub tersebut adalah SKC, MY King Solo, SKI, dan tentunya MMS.

"Kalau klub ada banyak, tapi kalau istilahnya yang besar, yang ikut paguyuban Solo Raya ada 4 yang resmi gabung, SKY, MY King, SKI, dan MMS," ujar Adi.

Menurut pria yang akrab disapa Adi Bunder tersebut, keempat “Raja” ini tidak pernah terlibat perselisihan meski mengusung bendera klub yang berbeda.

Bahkan, tidak jarang mereka berkumpul bersama, atau berkolaborasi dalam sebuah event jika salah satu klub mengadakan acara.

Contohnya, sebelum masa pandemi ini mereka mengadakan kopdar bersama yang diadakan satu bulan sekali, dengan lokasi yang berpindah-pindah.

Namun, untuk masa pandemi ini memang kegiatan kopdar klub tidak seperti dulu lagi, mengingat peraturan ketat yang berlaku.

Meski kopdar rutin terhalang pandemi, ternyata MMS melakukan kegiatan lain yang bermanfaat bagi sesama, mulai dari bakti sosial, hingga tabur benih ikan.

Tabur benih ikan menjadi event terbaru yang dilakukan MMS bekerja sama dengan organisasi masyarakat, dan dilakukan di Bendung Tirtonadi.

MMS diketahui sering melakuan santunan di panti asuhan, bahkan menurut Adi, khusus setiap bulan ramadan klubnya rutin menggelar kegiatan sosial.

Kegiatan setiap bulan ramadan ini dilakukan secara bergilir di setiap korwil, dengan bantuan semua korwil lainnya.

"Kalau Ramadan tetap ada, itu rutin setiap tahun pasti ada, jadi bergilir setiap korwil nanti dibantu (korwil lain)," ujar Adi.

Galeri: Komunitas RX King Modified Motor Singo (MMS) Solo

Tak hanya itu, MMS juga secara spontan melakukan penggalangan dana jika ada kejadian-kejadian mendadak seperti bencana alam, salah satunya ketika terjadi letusan Gunung Semeru beberapa waktu lalu.

Semua dana yang diberikan juga murni dari iuran anggota yang melakukannya secara suka rela.

Hal ini tentu jauh dari kesan urakan dari para pengguna motor RX King yang tak jarang mendapat "stempel" negatif ketika berkendara di jalanan.

Mulai dari suara knalpot yang memekakan telinga, ditambah kesan seram yang melekat, tak jarang menimbulkan reaksi negatif.

"Ya gimana ya, enggak digeber saja suaranya kencang, susah memang" ujar Adi sambil tertawa.

Meskipun begitu, pria berusia 50 tahun itu menyebut dari pihaknya akan terus berusaha untuk mengubah stigma negatif tersebut.