Tim tersebut juga menimbang-nimbang produsen mana saja yang mungkin tak akan terlihat lagi di jalanan Negara Beruang Merah itu.
Ya, kejadian akhir-akhir ini telah membuat produsen mobil yang memasarkan produknya di Rusia dipaksa memutar otak.
Bagaimana tidak, tentunya dengan ketegangan yang masih terjadi antara Rusia dan Ukraina itu harus membuat produsen mobil memikirkan jalan terbaik untuk kestabilan perusahannya.
Tim Motor1.com Rusia pun merangkum berbagai informasi seputar dunia otomotif di Negara Beruang Merah tersebut untuk mengetahui siapa yang menunda produksinya, siapa saja yang hengkang, dan siapa yang bertahan.
Aurus
Merk otomotif mewah Rusia ini tentunya tak akan mengambil perubahan apapun di tengah kekacauan yang terjadi di negaranya.
Bahkan pihak Aurus mengaku penjualan produknya berjalan lancar yang dibuktikan dengan masih dalam jadwal untuk persiapan pembangunan lokasi produksi baru yang berada di zona ekonomi spesial Alabuga di Tatarstan, Rusia.
Tak hanya itu, Aurus juga akan meluncurkan produk baru, yakni model Komendant yang merupakan SUV mewah yang bakal bergabung dengan limosin Senat.
Audi
Raksasa Jerman ini memutuskan untuk menunda segala kegiatan operasinya di Rusia sejak 25 Februari.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda bahwa Audi akan mengubah keputusan tersebut, apalagi dengan desakan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang melarang Rusia mengimpor mobil dengan harga lebih dari 50 ribu euro atau setara dengan Rp770 juta.
BMW
Sejalan dengan Audi, BMW juga menunda operasinya di Rusia dan bahkan menghentikan lini perakitan yang kembali beroperasi sejak 1999 di Kaliningrad, yakni Avtotor.
Selain itu BMW saat ini juga sedang menderita akibat pabrik yang ada di luar negeri terpaksa ditutup akibat rantai suplai yang terputus.
Cadillac
Produsen asal Amerika Serikat ini sebenarnya sudah tak lagi memproduksi mobil di Rusia sejak 2019 yang kemudian diikuti oleh AS yang menyatakan status embargo impor untuk Rusia.
Meski begitu, masih belum diketahui kapan Cadillac akan hengkang setelah perwakilan General Motor di Rusia berjanji akan terus memantau kondisi terkini.
GM kemudian mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan operasi di Rusia akibat krisis yang terjadi juga sanksi yang diberikan kepada Rusia.
Bahkan menurut kabar yang beredar, GM akan benar-benar hengkang dari Rusia setelah adanya isu pemecatan pegawai dan penghentian kiriman yang tak hanya mobil melainkan juga suku cadang.
Changan
Banyak yang menduga bahwa produsen yang akan diuntungkan dengan situasi saat ini adalah pabrikan asal Cina.
Memang secara umum itu yang terjadi, tapi tidak dengan Changan yang pada awal Maret lalu mengumumkan pengurangan produksi di pabrik Unison yang ada di Belarusia dengan alasan yang tak dipublikasikan.
Pabrik tersebut adalah tempat di mana CS35 Plus dan CS75 FL crossover dirakit untuk Rusia.
Chery и Exeed
Awan mendung rasanya tak menaungi keluarga Chery, memang pada awal Februari lalu pabrikan Cina ini sedikit kelimpungan setelah melihat betapa liarnya kurs tukar mata uang Rubel Rusia.
Akan tetapi setelah peninjauan ulang akhirnya Chery kembali mendapatkan cara untuk memastikan segalanya berjalan normal.
Tak hanya itu, merek premium Chery, yakni Exeed bahkan melakukan peluncuran model XL terbaru secara langsung meski harga terpaksa dinaikkan.
Chevrolet
Berada di bawah payung General Motor membuat Chevrolet tentunya punya kebijakan yang sama dengan Cadillac.
Beberapa model seperti crossover Traverse dan off-road Tahoe tak akan hadir di Rusia, meski begitu Trailblazer buatan Korea Selatan dan beberapa model yang diproduksi di Uzbekistan masih punya kesempatan untuk kembali ke pasar Rusia meski jika melihat keadaan saat ini hal itu belum pasti.
Citroen
Awal Maret lalu pabrikan asal Prancis ini mengaku segalanya berjalan lancar, tapi di pertengahan bulan situasi berubah.
Rantai suplai logistik dan suku cadang yang berhenti membuat Citroen terpaksa menghentikan proses ekspor-impor produknya dari dan ke Rusia.
Selain itu perusahaan induk Citroen, Stellantis mengumumkan bahwa mereka menunda produksi yang ada di pabrik di Kaluga, Rusia, akibat banyaknya sanksi dan kesulitan mendapatkan bahan baku pada 19 April 2022.
Meski begitu Stellantis berjanji bahwa pihaknya tetap akan melindungi para pekerjanya.
Dongfeng
Produsen yang satu ini memang baru memiliki satu model yang dijual di Rusia, yakni crossover 7-seater DFM 580 yang kini dibandrol dengan harga 200 ribu rubel Rusia lebih mahal dari sebelumnya.
FAW
Ada tiga model dari produsen Cina ini yang dijajakan di Rusia, yakni Besturn X40, Besturn X80, dan Bestune T77.
Meski begitu, konsumen Rusia saat ini belum dapat membeli tiga model tersebut akibat kebijakan perusahaan yang menunda operasi di Rusia akibat ketidakpastian nilai tukar mata uang rubel Rusia.
Ferrari
Pabrikan Italia ini cukup lama tak mau dekat-dekat dengan apa yang terjadi, sampai akhirnya pada 9 Maret lalu Ferrari akhirnya mengumumkan penundaan hubungan bisnis dengan Rusia.
Artinya semua mobil yang sedang dibuat dan yang sudah dipesan harus mengalami penundaan.
Ferrari saat ini juga menghentikan proses pemesanan.
Fiat
"Saudara" Citroen ini awalnya punya rencana besar untuk Rusia dengan menambah kuota impor untuk van Ducato yang dibangun di pabrik Kaluga, Rusia.
Selain itu Fiat juga awalnya ditunjuk sebagai bagian penting dari pengembangan model Scudo yang awalnya ditujukan untuk ekspor yang sayangnya dua rencana tersebut urung dilakukan.
Ford
Pabrikan lain di bawah GM ini memang sudah sejak lama hanya menjajakan kendaraan komersil di Rusia.
Hal itu membuat proses perdagangan di Rusia juga terdampak setelah Ford mengumumkan penghentian produksi model Sollers sampai batas waktu yang belum ditentukan.
GAC
Produsen asal Cina ini memandang masa depan di Rusia dengan penuh optimisme setelah melihat merk-merk asal Eropa dan Jepang angkat kaki dari Rusia.
Hingga akhir tahun ini GAC berencana melebarkan sayap dengan membuka dealer-dealer baru.
Tak hanya itu, GAC juga berencana membawa generasi flagship crossover GS8 mereka tahun depan.
Geely
Pabrikan asal Cina ini juga tak akan bergerak dari pasar Rusia meski awalnya diisukan akan hengkang setelah adanya pembekuan suplai yang akhirnya dibantah dengan tegas.
Bahkan Geely berencana memasukkan model flagship Monjaro meski diprediksi tak akan dijual murah.
Genesis
Anak perusahaan Hyundai Motor Group ini juga tak akan hengkang dari Rusia setelah dengan cepat mengubah beberapa aspek operasi mereka.
Salah satunya dengan meningkatkan harga jual produknya sebesar 12-17 persen.
Haval
Produsen mobil asal Cina lain yang juga tak akan pergi dari Rusia setelah mereka (sama seperti Genesis) melakukan "penyesuaian".
Tak main-main, Haval menaikkan harga mobilnya hingga 40-50 persen bersamaan dengan pengumuman peluncuran model terbaru, yakni crossover Dargo dan Tank 300.
Hyundai
Tentunya dengan tak perginya Genesis, Hyundai juga tetap akan tinggal meski dihadapkan dengan situasi sulit.
Salah satunya adalah rantai pengiriman logistik yang terganggu yang membuat lini perakitan Creta dan Solaris di St. Petersburg untuk sementara terhenti.
Meski begitu lini perakitan lain yang ada di Avtotor, Kaliningrad, Rusia, tetap berjalan normal memproduksi Elantra, Tucson, dan Santa Fe.
Hyundai juga mau tak mau meningkatkan harga mobil-mobilnya di Rusia sebesar 30 persen sejak Maret lalu.
Isuzu
Semua berjalan salah bagi Isuzu, merk Jepang ini awalnya mengumumkan kedatangan SUV MU-X.
Tiga pekan berselang, serangan Rusia ke Ukraina diluncurkan yang membuat segalanya berjalan ke arah yang salah bagi Isuzu.
Meski begitu Isuzu sejauh ini masih belum mengumumkan apapun dan memilih melihat kondisi terkini.
Jaguar Land Rover
Pabrikan Inggris adalah yang pertama mengumumkan penghentian operasinya di Rusia.
Mobil-mobil baru tak lagi dikirimkan ke Rusia sejak awal Maret dan hingga kini belum ada tanda-tanda adanya perubahan.
Meski begitu Jaguar Land Rover tetap membuka kantor representatifnya di Rusia untuk menjadi yang pertama mengetahui sekaligus mengumumkan kebijakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Jeep
Sama seperti dua merek Stellantis lainnya (Citroen dan Fiat), Jeep juga awalnya tetap beroperasi di Rusia, tapi keadaan berkata lain.
Apalagi dengan embargo import otomotif ke Rusia yang melarang mobil dengan harga di atas 50 ribu euro (sekitar Rp770 juta) dilarang masuk ke Rusia.
Kia
Produsen mobil asal Korea Selatan ini searah dengan apa yang dilakukan oleh Hyundai.
Memang pabrik perakitan di St. Petersburg untuk sementara tak dapat beroperasi, namun Kia berusaha untuk memulihkan rantai suplai logistik yang mengarah ke pabrik perakitan di Kaliningrad, Avtotor.
Lada
Pabrikan Rusia ini tentu tak akan pergi dari negaranya sendiri, akan tetapi situasi saat ini bisa dibilang sulit bagi anak perusahaan Avtovaz ini untuk beroperasi.
Kurangnya suku cadang nyaris membuat pabrik perakitan di Togliatti dan Izhevsk lumpuh.
Namun hal itu tak membuat Avtovaz berhenti beroperasi, apalagi setelah produsen Rusia tersebut mengatur beberapa kebijakan.
Terbaru Avtovaz akan mengubah jam kerja pegawainya menjadi empat hari kerja dalam sepekan yang akan dimulai pada 6 Juni 2022 mendatang.
Kebijakan tersebut sangat dipengaruhi oleh kelangkaan suku cadang.
Lamborghini
Pabrikan supercar di bawah payung Volkswagen ini mengambil langkah yang sama seperti "saudara-saudaranya".
Kebijakan penundaan hingga waktu yang belum ditentukan untuk pasar Rusia diumumkan pada pekan kedua Maret 2022.
Namun, Lamborghini masih terus memantau situasi dan kondisi mengingat Rusia menjadi salah satu pasar penting bagi mereka.
Maserati
Maserati bersikap tenang menilai dan menghadapi apa yang terjadi di pasar Rusia.
Namun embargo impor yang dijatuhkan ke Rusia membuat Maserati jelas tak akan bisa masuk ke pasar Negara Beruang Merah itu.
Mazda
Mazda menjadi salah satu pabrikan yang tetap menjalankan operasinya dengan normal di Rusia.
Hal itu didukung dengan tetap beroperasinya pabrik perakitan di Vladivostok yang membangun CX-5 dan CX-9 untuk memastikan permintaan pasar Rusia tetap terpenuhi.
Mercedes-Benz
Pabrikan asal Jerman ini tak mau lagi berurusan dengan Rusia sejak 3 Maret lalu dengan membekukan pengiriman mobil ke Rusia dan menghentikan segala jenis produksi di pabrik perakitan di Esipovo.
Mercedes-Benz sejauh ini tak melihat adanya keuntungan untuk tetap memasarkan produknya di Rusia meski berisiko kehilangan aset senilai 2 miliar euro atau sekitar Rp30 triliun.
Mitsubishi
Pabrikan Jepang ini sempat mengumumkan targetnya tahun ini dengan setidaknya menjual 35 ribu unit di Rusia.
Namun, target tersebut harus dikaji ulang walau Mitsubishi tak melakukan pembatasan apapun seperti beberapa pabrikan lainnya.
Akan tetapi, semua berubah ketika Mitsubishi harus menghentikan sementara produksi Outlander dan Pajero Sport di pabrik perakitan PSMA Rus, Kaluga, akibat masalah logistik.
Selain proses impor crossover ASX, proses pembuatan Eclipse Cross dan pickup L200 juga dihentikan untuk sementara sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Nissan и Infiniti
Dua pabrikan "sedarah" ini harus sama-sama menghentikan sementara produksi mereka akibat masalah logistik.
Selain itu embargo yang dijatuhkan kepada Rusia yang tak boleh mengimpor mobil dengan harga di atas 50 ribu euro (sekitar Rp770 juta), membuat Nissan kesulitan mendatangkan produk-produk mereka.
Teranyar, pemerintah Jepang melarang expor merk-merk premium terutama Infiniti ke Rusia sejak 5 April 2022.
Opel и Peugeot
Dua pabrikan Prancis yang masih berada di bawah Stellantis ini tentu tak jauh berbeda dengan produsen serumah lainnya.
Keduanya tetap akan melanjutkan produksi mobil mereka, yakni Opel Combo Life dan Peugeot 408 di pabrik perakitan Kaluga hingga "nafas terakhir".
Sementara model yang mengharuskan Rusia untuk melakukan impor berada cukup aman di bawah harga batas yang ditetapkan.
Porsche
Sama seperti anak perusahaan Volkswagen lainnya, Porsche juga memutuskan untuk menghentikan sementara semua pengiriman mobilnya ke Rusia.
Segala bentuk operasi Porsche di Rusia juga telah dihentikan untuk sementara sejak 4 Maret lalu, meski begitu belum ada kepastian apakan pabrikan ini akan hengkang atau bertahan di Rusia.
Renault
Dilema menyelimuti Renault sebab jika hengkang, pabrikan Prancis ini akan kehilangan aset yang cukup banyak di Rusia, terutama AvtoVAZ.
Namun Renault juga dihadapkan pada kenyataan bahwa pabrik perakitan mereka kesulitan akibat kelangkaan suku cadang.
Hal itu membuat Renault mengambil langkah menaikkan harga produknya 40 persen dari harga sebelumnya.
Kemudian pada 24 Maret, Renault akhirnya terpaksa menghentikan sementara semua operasinya di Rusia.
Hal ini membuat Renault berpotensi kehilangan 68 persen sahamnya di AvtoVAZ.
Rolls-Royce
Tahun lalu menjadi sebuah prestasi bagi pabrikan Inggris ini setelah berhasil menjual 300 unit di Rusia.
Akan tetapi melihat situasi saat ini, Rolls-Royce akhirnya memutuskan untuk menunda semua pengiriman mobilnya ke Rusia.
Selain itu, Rolls-Royce juga memutuskan untuk tak lagi membeli titanium dari Rusia yang biasanya digunakan sebagai suku cadang pembuatan mesin pesawat terbang.
Skoda
Anak perusahaan VW ini masih sama dengan saudara-saudaranya dengan menghentikan sementara seluruh operasi di Rusia.
Namun beberapa sumber menyebut bahwa pabrik perakitan di Kaluga dan Nizhny Novgorod akan melanjutkan produksinya pada musim panas ini.
Hal itu bisa terjadi berkat Skoda yang sedang mengembangkan jalur logistik baru melalui Turki dan Georgia.
Subaru
Pabrikan Jepang ini belum memutuskan kebijakan dan tetap melanjutkan penjualannya di Rusia.
Akan tetapi Subaru harus meningkatkan harga produknya hingga 25 persen akibat kondisi yang terjadi saat ini.
Suzuki
Produsen Jepang ini langsung mengambil langkah cepat dengan menutup semua operasinya di Rusia.
Sejak Maret, pabrik Suzuki di Hungaria tak lagi mengirimkan mobil ke Rusia.
Suzuki dipastikan tak hengkang dari Rusia setelah adanya penunjukkan pimpinan baru di kantor Rusia.
Toyota и Lexus
Sama seperti kebanyakan pabrikan lainnya, Toyota mengambil sikap untuk menghentikan produksi mobilnya di pabrik perakitan di St. Petersburg.
Hal itu disebabkan oleh kelangkaan suku cadang yang berasal dari luar negeri yang juga dirasakan oleh merk premiumnya, Lexus.
Larangan pemerintah Jepang soal ekspor merk premium, salah satunya Lexus, juga tak memperbaiki situasi.
Volkswagen
Induk beberapa pabrikan ini sudah terlihat sikapnya dari beberapa penuturan di atas.
Pabrik yang memproduksi Polo, Tiguan, dan Taos tak lagi beroperasi. Selain itu pengiriman mobil dari luar negeri juga telah dihentikan.
Hal itu juga berlaku kepada dua merk lainnya, yakni Bentley dan Ducati.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa pabrik perakitan di Kaluga dan Nizhny Novgorod yang sebelumnya ditutup akan kembali dibuka pada musim panas ini.
Mengingat manajemen perusahaan yang aktif mengembangkan jalur suplai suku cadang baru dari Turki dan Georgia.
Volvo
Pabrikan Swedia ini menghentikan segala pengiriman produknya ke Rusia sejak Maret.
Pada saat yang sama, Volvo juga memastikan beberapa model yang sudah ada di Rusia masih bisa didapatkan konsumen.
Dealer juga tetap beroperasi untuk melayani konsumen.
UAZ
Pabrikan Rusia ini awalnya tak merasakan dampak apapun akibat situasi di negaranya.
Namun, kondisi dan situasi pasar saat ini membuat UAZ terpaksa menaikkan harga produknya.
Ural
Produsen truk Rusia ini memastikan pabrik perakitannya aman dari segala kelangkaan suku cadang.
Hal itu membuat Ural memprediksi bahwa produksi tahunan mereka setidaknya menyamai capaian tahun lalu, yakni 8400 unit.
Bagaimana dengan Merk Lainnya?
Beberapa pabrikan yang berkaitan dengan dunia otomotif juga mengambil sikap dengan kondisi yang terjadi di Rusia.
Produsen ban seperti Michelin, Bridgestone, dan Continental mengumumkan bahwa mereka menghentikan produksi serta pengiriman mereka di dan ke Rusia.
Pirelli dan produsen asal Finlandia, Nokian, juga telah menolak untuk berinvestasi di Rusia dalam pengembangan pasar mereka.
Akan tetapi pabrik Nokian di Vsevolozhsk tetap akan beroperasi normal.
Bosch yang merupakan pabrikan sistem hiburan mobil terkemuka asal Jerman menghentikan sementara semua kegiatan produksi.
Produsen minyak, yakni Halliburton, Schlumberger, dan Baker Hughes, yang menyuplai ke Gazprom dan Rosneff akhirnya menolak melanjutkan kerja sama.
Perusahaan penyedian layanan taksi, Citimobile, mengumumkan penghentian operasinya di Rusia sejak 2022.
Meski begitu segala layanan termasuk pengiriman dan penyewaan skuter elektrik masih beroperasi normal.
Shell disebut akan menjual semua aset pengisian bahan bakarnya yang ada di Rusia dan Lukoil disebut akan menjadi pembelinya.