Seiring perjalanan waktu, tren otomotif dunia juga terus mengalami dinamika. Harus diakui, era 90-an merupakan eranya mobil-mobil sedan.

Semua produsen mobil dunia tidak ketinggalan menghadirkan jenis kendaraan ini. Sedan menjadi primadona karena dinilai memiliki nilai prestisius dibanding model lainnya.

Namun, kondisi tersebut mulai berubah memasuki era pertengahan 2000-an. Perlahan, orang-orang mulai meninggalkan sedan, walau sedan tetap saja memiliki pencinta sendiri.

Sport Utility Vehicle (SUV) kemudian menjadi tren di otomotif. Banyak alasan yang membuat orang-orang mulai melirik model SUV ini. Salah satunya adalah aspek fungsionalitas.

SUV memang menawarkan fungsionalitas yang lebih baik ketimbang sedan. Sebut saja, misalnya, ruang kabin yang lebih lega dibanding kendaran sedan.

Memang, tidak seperti sedan di mana ruang bagasi terpisah dengan tempat duduk belakang. Namun SUV malah menghapus sekat itu dan membiarkan area bagasi terkoneksi dengan ruang penumpang sehingga terkesan lapang.

Galeri: Honda SUV RS Concept

Konfigurasi pelipatan kursi pada SUV juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pengendara untuk bisa mengangkut barang yang lebih banyak ketimbang sedan.

Apalagi sekarang muncul SUV dengan kapasitas kursi untuk 7 penumpang yang tentu saja memberikan nilai lebih jika dibandingkan sedan yang hanya mampu menampung 5 penumpang.

Selain itu, hal yang membuatnya semakin disukai orang adalah kemampuannya dalam melintasi beragam kontur jalan yang lebih baik daripada sedan. SUV tetap nyaman diajak melibas jalan-jalan yang amburadul.

Berbeda dengan sedan yang memiliki ground clearance pendek, SUV jelas memiliki jarak yang cukup tinggi terhadap permukaan jalan. Ini menjadi keuntungan yang dimiliki SUV.

SUV dapat dengan mudah melintasi jalan berkerikil, bergelombang, berlubang, bahkan melintasi jalur dengan genangan air yang tidak bisa dilewati sedan. SUV juga memiliki kemampuan menarik beban berat.

Meski untuk itu, SUV harus sedikit mengorbankan kemampuannya bermanuver pada kecepatan tinggi yang tentu saja masih dimiliki oleh sedan.

Postur SUV yang cukup tinggi memang tidak membuatnya selincah sedan.

Galeri: Porsche Cayenne

Saat ini di Indonesia, tren SUV juga sedang naik daun. Hampir semua merek memiliki model SUV yang membuat persaingan di segmen ini terasa sangat ketat.

Hal yang sama juga terjadi untuk mobil bekas SUV. Sebagaimana dikabarkan Antara, menurut Agung Iskandar, Director Classified & New Business OLX Autos Indonesia, tren mobil bekas SUV mulai naik.

Menurut Agung, berdasarkan data OLX Autos pada tahun ini tren penjualan mobil bekas mulai bergeser dari model MPV ke SUV.

Agung menginformasikan pada tahun 2019 segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) masih menjadi pilihan terbaik di segmen mobil bekas.

"Tapi pada tahun 2022, market share turun dan digantikan oleh SUV yang meningkat hingga 31 persen dari yang sebelumnya hanya 25 persen," ujar Agung sebagaimana dikutip Antara.

Alasannya, karena infrastruktur jalan yang sudah lebih baik sehingga konsumen cenderung memilih SUV untuk melakukan eksplorasi perjalanan ke berbagai daerah.