Ada dua hal yang disukai Triharsa Adicahya sejak kecil: menggambar dan otomotif. Jadi, garis kariernya pun bergerak seputar dua bidang itu.

Pasca lulus dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Trisakti pada 2000 silam, dia beberapa kali berganti perusahaan sebelum bergabung dengan Astra Otoparts, empat tahun berselang.

Mulai 2015, dia termasuk dalam divisi khusus yang mengupayakan transisi dari kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik.

Namun, karena tak kunjung ada perkembangan berarti, Adi memutuskan hengkang dari Astra dan membentuk perusahaan sendiri bernama Baran Energy pada 2018.

Dua tahun kemudian, dia kembali mengucap perpisahan karena perbedaan visi. Adi rupanya ingin fokus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, yang menjadi alasan lahirnya Spora EV.

Itu adalah perusahaan yang menyediakan bantuan teknis di bidang perakitan kendaraan listrik, mulai dari konversi EV, konsultan bisnis, sampai pengadaan produk.

Tapi, kami takkan membahas semua itu sekarang. Kali ini, Motor1.com Indonesia hanya ingin berbincang ringan bersama Triharsa Adicahya melalui lima pertanyaan.

Mulai dari mobil impian, sampai harapannya untuk industri otomotif Indonesia. Silakan simak di bawah ini...

Apa mobil/sepeda motor yang sangat Anda sukai saat masih kecil, yang akhirnya memengaruhi rasa cinta Anda terhadap otomotif?

Sepeda motor, mungkin Bimota Tesi. Kalau mobil tidak terlalu spesifik, ya.

Tapi, dulu saya ingat, ayah suka beli majalah luar negeri di kawasan Melawai. Nah, suatu kali ada edisi khusus soal mobil-mobil keluaran Amerika Serikat pada tahun itu. Jadi, sejak kecil saya sudah tahu merek seperti Saturn, Audi, dan lainnya.

Apa mobil pertama yang Anda beli sendiri? Apa mobil saat ini? Apa mobil impian?

Pertama kali beli mobil yaitu Daihatsu YRV. Mungkin ada yang kurang familier karena memang dia jarang sekali di Indonesia. Saya beli waktu itu 2004, mobil seken tangan kelima.

Mobil yang saya punya saat ini ada dua, yaitu Subaru XV dan Toyota Sienta. Kalau Sienta lebih sering dipakai istri.

Bicara mobil impian, saya suka sekali Koenigsegg. Keren, sih. Bukan cuma produk mereka, tapi juga bosnya, Christian (von Koenigsegg). Dia salah satu inspirasi saya.

Model spesifik? Saya suka Gemera. Kalo tidak salah, pernah dibawa juga ke Indonesia.

Koenigsegg Gemera

Apa hal yang sangat Anda inginkan terjadi atau dimiliki oleh dunia otomotif Indonesia?

Saya maunya kita (Indonesia) punya produk mobil sendiri. Bukan cuma merakit, tapi mengerjakan semuanya dari nol. Harus ada yang mulai.

Apa sesuatu yang sedang Anda kerjakan saat ini terkait dunia otomotif?

Ya, tentu saja proyek konversi bersama Spora EV. Kami ingin membantu mempercepat adaptasi kendaraan listrik di Indonesia. Prosesnya bertahap, masih banyak hal yang perlu dikerjakan. Tapi, sesuatu selalu ada titik awalnya.

Apa benda menarik yang selalu ada di meja kerja Anda?

Hmm, ini agak sulit karena, walaupun CEO, saya sebenarnya tidak punya ruang kerja spesifik. Saya kerja di mana saja, senyamannya.

Tapi, jika bicara barang yang selalu dekat dengan saya, mungkin tablet ya. Jadi, kalau ada ide atau sesuatu, saya bisa langsung gambar.