Ahmad Jayadi memulai karier di balapan roda dua pada 1993, finis ketiga dalam Yamaha Sunday Race di Ancol.
Tak lama setelah itu, dia ditawari untuk latihan bersama tim pabrikan, sampai akhirnya dikontrak Yamaha pada 1994.
Salah satu pencapaian terbesar dalam kariernya adalah ketika terpilih sebagai pembalap wildcard untuk tampil di Kejuaraan Dunia 125cc di Sirkuit Sentul.
Tak cuma sekali, tapi beruntun pada 1996 dan 1997. Menariknya, dia berada satu lintasan dengan sosok yang bakal menjadi legenda balap motor dunia, Valentino Rossi.
Kini, setelah pensiun, Jayadi lebih fokus membantu mengorbitkan pembalap muda serta mengurus beberapa bengkel miliknya.
Belum lama, Motor1.com Indonesia sempat mengajak legenda road race tanah air ini berbincang panjang-lebar dalam program Obrolan Garasi.
Anda bisa menyaksikan tayangan lengkapnya pada video yang kami sematkan di akhir artikel.
Namun, di sela-sela itu, kami melempar lima pertanyaan ringan untuk menguak sisi lain dari sosok Ahmad Jayadi.
Apa mobil/sepeda motor yang sangat Anda sukai saat masih kecil, yang akhirnya memengaruhi rasa cinta Anda terhadap otomotif?
Saya justru lebih suka sepeda dulu, ya, BMX. Mulai dari situ, barulah saya tertarik balapan sepeda motor. Pertama kali, saya menggunakan Yamaha RX-K, 135cc waktu itu.
Apa mobil pertama yang Anda beli sendiri? Apa mobil saat ini? Apa mobil impian?
Bicara mobil, yang pertama saya beli dengan uang pribadi adalah Toyota Kijang. Tapi, saya sangat jarang menggunakan mobil untuk kendaraan sehari-hari, ya, lebih suka roda dua. Saat ini, saya pakai Vespa.
Kalau mobil impian - bahkan sepeda motor impian - saya tidak punya. Saya tidak berpikiran ke sana sih ya.

Apa hal yang sangat Anda inginkan terjadi atau dimiliki oleh dunia otomotif Indonesia?
Saya ingin sekali melihat pembalap Indonesia tampil bagus di kejuaraan level dunia, terutama di kelas bergengsi. Kita sudah lumayan di Asia, seharusnya bisa terus dipacu agar lebih baik lagi.
Kalau dulu, di generasi saya, mungkin ada banyak keterbatasan. Tapi, sekarang, dengan kemajuan teknologi dan hal lainnya, kita mestinya bisa bersaing. Saya yakin.
Apa sesuatu yang sedang Anda kerjakan saat ini terkait dunia otomotif?
Mengingat saya dulu latar belakangnya pembalap, dan pernah punya tim yang utak-atik mesin sendiri, saya ikut senang dengan hal tersebut.
Contohnya, saat ini saya punya Vespa. Jadi, di bengkel saya sering habiskan waktu untuk bongkar-pasang supaya performanya bisa naik. Ketika berhasil, saya merasakan kepuasan yang luar biasa.
Apa benda menarik yang selalu ada di meja kerja Anda?
Saya sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di bengkel ya, jadi yang harus ada itu adalah peralatan untuk mengulik mesin. Saya ada lengkap. Kemudian, kami juga punya perangkat dyno test untuk uji performa.