Para pecinta otomotif tanah air tentu tak asing dengan nama Parjo, alias Pasar Jongkok Otomotif.
Digelar sejak 2012, ini adalah event di mana Anda bisa menemukan apa pun yang berkaitan dengan kendaraan, mulai dari mobil atau sepeda motor bekas, spare part, aksesori, dan banyak lagi.
Sosok di balik suksesnya Parjo adalah Agus Riyanto, atau yang lebih akrab disapa Gusno. Dia mengawali proyek ini ketika nyaris kehabisan pilihan dalam hidup.
Jadi, pada 2011, Gusno memutuskan hengkang dari Grup Otomotif milik Kompas yang sudah menjadi tempatnya bernaung selama satu dekade.
Kala itu, dia merasa yakin bisa melanjutkan hidup sebagai wirausaha, dengan membuka bisnis tanaman dan kuliner.
Sayang, upayanya tersebut gagal total, dan Gusno pun perlahan mulai kehabisan modal. Sampai suatu hari, sang istri menyarankannya untuk banting setir ke bidang Event Organizer (EO).
Sebab, memang inilah keahlian terbesar Gusno, mengingat pengalamannya berkecimpung dalam berbagai event selama bekerja di media.
"Tapi, awalnya saya sempat kesulitan mencari klien karena beberapa di antara mereka sungkan dengan Otomotif Grup. Saya dianggap sebagai pesaing," tutur Gusno dalam episode terbaru Obrolan Garasi.
Pada akhirnya, Gusno memutuskan untuk tidak bergantung kepada siapa pun lagi. Ada bantuan modal atau tidak, dia akan membuat event sendiri.
Secara konsep, dia sudah bulat untuk mengadakan pesta otomotif yang merangkul berbagai kalangan, mulai dari pemilik kendaraan, penjual, komunitas, toko custom, dan lainnya.
Pekerjaan selanjutnya adalah mencari nama yang pas. Gusno ingin sesuatu yang unik, gampang diingat, dan, yang terpenting, sangat mencerminkan Indonesia.
"Saya keliling Senayan waktu itu, dan ketemulah warung pecel Bu Parjo. Saya suka namanya, dan berusaha mencari kepanjangan yang sesuai. Sampai akhirnya mendapatkan Pasar Jongkok Otomotif," lanjut Gusno.
Istilah "pasar jongkok" dianggap mewakili kultur jual-beli otomotif di tanah air, misalnya saat mengecek kondisi mobil atau motor bekas sambil jongkok, atau menawar barang-barang yang ditaruh lesehan.
Walaupun menghadapi berbagai tantangan pada awal kemunculannya, Parjo besutan Gusno perlahan tumbuh menjadi event yang dinanti masyarakat setiap tahun.
Mereka sempat vakum pada 2020 dan 2021 akibat pandemi, dan comeback Juli tahun ini dalam penyelenggaraan kesembilan.
Simak perbincangan selengkapnya mengenai sepak terjang Gusno dan Parjo bersama host Tricahyo Nugroho pada video yang kami sematkan di atas.