Sydney adalah kota dengan populasi terbesar di Australia, yakni 5.056.571 jiwa, sementara total penduduk Negeri Kanguru adalah 25.890.773 jiwa. Jumlah warga yang banyak itu tentu saja memerlukan kendaraan untuk berpindah tempat.
Sebagai kota pantai, Sydney punya banyak sekali moda transportasi. Mulai dari mobil, motor, kereta, feri, light train, hingga bus.
Sejarah moda transportasi di ibu kota New South Wales ini juga cukup panjang.
Mobil pertama yang berjalan di Sydney adalah De Bion Bouton Voiturette keluaran tahun 1900. Mobil buatan Prancis itu menjajal Harris Street, pada April 1900, dikutip dari Canadabayheritage.asn.au.
Sejak saat itu, makin banyak mobil yang masuk ke Sydney. Namun, harga mobil masih sangat mahal dan tak sebanding dengan pendapatan sebagian besar orang.
Hasilnya, mobil masih dianggap sebagai benda mahal yang hanya bisa dibeli oleh masyarakat kelas atas.
Akhirnya, mobil bisa dimiliki oleh makin banyak orang pada era 1950an.
Perjalanan soal mobil yang akhirnya menjadi benda yang bisa diakses oleh siapa pun itu ditemukan Motor1 Indonesia saat mengunjungi Museum of Sydney pada akhir September.
Dalam salah satu instalasi soal mobil, dijelaskan bahwa mobil akhirnya bisa dibeli oleh siapa saja pada era tersebut.
Tak sampai di situ, perempuan pun makin banyak bisa menyetir sendiri pada 1970an dan hingga saat ini.
Mobil menjadi benda yang bisa dimiliki oleh setiap rumah tangga dan berkendara pada hari Minggu atau yang sering disebut Sunday Drives jadi makin populer.
Dalam instalasi tersebut, dijelaskan dengan sangat sederhana dan lugas bagaimana kendaraan menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat Australia dan soal perkembangan yang terjadi dalam masyarakat urban.
Baca Juga:
Sydney Moderen
Seperti dilansir Profile.id.com.au, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di Australia sebanyak 20,1 juta unit per 31 Januari 2021.
Dari jumlah itu, 43,6 persen rumah tangga memiliki satu mobil, 10,5 persen memiliki dua mobil, dan 2,0 persen memiliki tiga mobil.
Sebelum membahas soal Sydney, saya akan sedikit membandingkan jumlah tersebut dengan satu kota di Indonesia, yakni Jakarta.
Berdasarkan data Korlantas Polri Juni 2022, jumlah kendaraan bermotor di wilayah Polda Metro Jaya adalah 22.091.244 unit.
Ya, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih banyak daripada total kendaraan yang ada di Australia.
Jadi, dapat dibayangkan perbedaan kondisi kepadatan kendaraan bermotor dan suasana lalu lintas antara kedua negara.
Kembali ke Sydney, jumlah kendaraan bermotor di kota seluas 12.368 km persegi ini kuang lebih 70 ribu unit per 2021. Jumlah itu jelas masih sangat minim jika dibandingkan dengan total penduduknya.
Selama perjalanan Motor1 Indonesia di Sydney, banyak sekali mobil-mobil yang tak masuk ke Indonesia yang mengaspal di jalanan Sydney.
Sebut saja Mitsubishi Express (saudara jauh dari Mitsubishi L300), Citroen Berlingo, Skoda Octavia, Alfa Romeo Giulietta, hingga Kia Proceed.
Meski begitu, banyak juga mobil yang sama, seperti Suzuki Swift, Suzuki All New Jimny, Ford Mustang GT, Toyota Corolla, Subaru BZR, Lamborghini Aventador, hingga Tesla.
Deretan SUV keluaran Porsche, seperti Macan, sangat sering muncul di jalanan Sydney. Hal yang sama juga dengan BMW.
Untuk sedan, Mercedes-Benz dan Mercedes-AMG, Audi, dan Alfa-Romeo, menjadi mobil yang paling sering dilihat Motor1 Indonesia. Tak lupa, sedan dan city car keluaran Honda dan Toyota juga banyak menghiasi jalanan Sydney.
Mobil listrik keluaran Tesla juga cukup banyak. Model 3 menjadi salah satu yang paling banyak melintasi jalanan Sydney.
Dengan kata lain, dalam waktu lebih dari 100 tahun itu telah banyak sekali perubahan yang terjadi di negara tetangga Indonesia ini.
Bahkan, beberapa penduduk Sydney yang ditemui Motor1 Indonesia mengaku sangat menikmati melakukan perjalanan ke tempat wisata dengan menggunakan mobil kemudian membangun kemah di sana.
Selain lebih hemat biaya, perjalanan tipe ini lebih mengusung kebersamaan keluarga.
Bagaimana menurut kamu perjalanan sejarah mobil di Sydney? Tulis pendapatmu di kolom komentar di bawah ini.
Motor1 Indonesia berada di Sydney sebagai bagian dari program WINS Sports Commentary yang digalang oleh ABC International. WINS (Women in News & Sports) adalah program pengembangan jurnalis perempuan di wilayah Pasifik yang diselenggarakan oleh ABC International dan didukung oleh Kementerian Luar Negeri Australia.
