Salah satu bahan pertimbangan ketika seseorang membeli mobil adalah warna apa yang akan membalut kendaraan tersebut. Meski begitu, saat ini konsumen mobil di dunia hanya mendapatkan warna yang bisa dibilang monoton dari hampir semua pabrikan.

Jika diperhatikan, warna mobil di jalanan saat ini di dominasi oleh warna-warna ini, yakni hitam, abu-abu, silver, dan putih.

Namun tahukah Anda bahwa dulunya pabrikan lebih "berani" dalam memberikan warna ke produk-produknya?

Mari kami jelaskan perjalanan tentang warna mobil dari yang dahulu beraneka ragam dan kini menjadi yang itu-itu saja.

Hanya Hitam

Pada masa awal kemunculan mobil, warna adalah suatu hal yang sangat mahal untuk diaplikasikan.

Menurut ahli sejarah warna mobil, Gundula Tutt, pada 1900, mobil pada dasarnya adalah kereta kuda yang diberi mesin.

Sementara itu, cat pada saat itu berbahan dasar minyak seperti yang digunakan untuk mewarnai kereta kuda.

Hal tersebut membuat pewarnaan menjadi rumit, membutuhkan waktu lama untuk kering, tak bertahan lama, dan akhirnya membuat harganya menjadi sangat mahal.

Kondisi tersebutlah yang membuat pendiri Ford Motor, Henry Ford, menformulasikan jenis cat baru yang berbasis aspal yang bisa bertahan lama dan membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mengering dalam pengembangan Model T.

"Hal ini menandai langkah besar bagi produksi massal industri Model T dan mobil berbiaya rendah lainnya, karena menyinkronkan tindakan pengecatan dengan frekuensi jalur perakitan," ujar Tutt, seperti dilansir dari consumerreports.org.

Tanpa formula baru yang dikembangkan Henry Ford, mobil akan menjadi sangat mahal dan tak banyak yang mampu memilikinya.

Dari situ kemudian Ford mencetuskan pernyataan yang cukup terkenal bagi siapapun yang ingin membeli produknya.

"Konsumen boleh meminta mobilnya dicat dengan warna apapun selama warna tersebut adalah hitam," kata Henry Ford.

Terbitnya Warna Saat Masa Damai

Warna mobil mulai berkembang pasca-perang dunia pertama berakhir dengan lebih berkembangnya metode baru dalam pengecatan yang menggunakan minyak kayu Cina.

Cat tersebut dapat mengering dengan lebih cepat dari pada cat berbahan dasar minyak, terlebih lagi dengan teknologi terowongan pengering yang membuat waktu pengeringan makin singkat.

Pada awal 1920, produsen mobil mulai memunculkan warna-warna eksotis yang terinspirasi dari bulu-bulu indah yang ada pada burung.

Salah satunya adalah model Lincoln yang memiliki dua hingga empat opsi warna untuk konsumennya.

Perkembangan cat mobil kembali mendapatkan kemajuan ketika General Motor (GM) bekerja sama dengan perusahaan kimia Dupont untuk menciptakan sesuatu yang dikenal sebagai pyroxylin, zat yang dapat dicampur dengan pigmen untuk menghasilkan pelapis mobil baru dalam warna pelangi, lebih tahan lama daripada pigmen sebelumnya, dan bahkan lebih baik, dapat mengering dalam hitungan menit.

Usai penemuan tersebut, pyroxylin menjadi primadona bagi pabrikan otomotif untuk mengeluarkan produknya dengan berbagai warna menarik.

Pyroxilin yang kemudian dikenal dengan nama cat duco itu sendiri pertama kali diperkenalkan pada New York Auto Show pada 1923.

Revolusi Warna

Setelah hadirnya cat duco, GM kemudian membentuk divisi penasehat warna yang kemudian mengirimkan utusan ke Paris, Prancis, tujuannya untuk mengetahui minat masyarakat terhadap warna apa yang mereka inginkan di mobilnya.

Cat metalik kemudian hadir yang saat itu dibuat dari sisik ikan dan hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya.

Pabrikan kemudian menyadari bahwa cat metalik dengan menggunakan sisik ikan tidak praktis dan terlalu mahal.

Dari situ kemudian mereka menggunakan serpihan alumunium untuk meniru kilauan yang dihasilkan sisik ikan di cat metalik.

Pada 1950-an, warna mobil menjadi suatu identitas tersendiri dengan munculnya berbagai warna yang memungkinkan di berbagai model mobil.

Industri lain di luar otomotif seperti fesyen dan hiburan juga memengaruhi perubahan tren warna mobil kala itu.

Sebab Warna Mobil Monoton Saat Ini

Sebenarnya Tutt menilai tak ada alasan pasti mengapa pabrikan kini meluncurkan produknya dengan warna itu-itu saja.

Meski begitu ia berpendapat bahwa gadget menjadi salah satu hal yang memengaruhi hal tersebut.

Banyak konsumen yang memiliki gadget saat itu memilih mobil dengan warna senada dengan gadget mereka.

Dalam beberapa survei yang dilakukan pabrikan, konsumen cenderung memilih warna-warna netral salah satunya agar kendaraan mereka mudah dijual kembali.

Setuju atau tidak, tidak semua orang suka dengan warna merah, kuning, atau warna lain apalagi di mobil yang mereka gunakan sehari-hari.

"Ada beberapa yang cenderung lebih memilih warna-warna netral, namun ada pula yang masih menginginkan warna eksotis," ujar desainer manajer warna dan material Ford Motor, Barb Whalen.

Meski terbilang monoton, pabrikan juga menyelipkan beberapa variasi dalam warna produk-produk mereka.

Terkadang nama-nama unik dipakai agar menambah daya tarik konsumen membeli produk mereka seperti warna putih gading atau hitam galaksi.

Masih ada pula pabrikan yang bertahan dengan warna-warna berani terutama mereka yang memproduksi mobil-mobil performa tinggi.

Selain itu variasi tak hanya soal warna, tapi bagaimana cat tersebut terlihat, contohnya kemunculan jenis cat matte.

Kembali lagi semua soal selera, namun setidaknya kini Anda tidak hanya bisa membeli mobil dengan warna hitam seperti dahulu.