Kalau Anda punya kendaraan dan sudah cukup lama terpakir manis di garasi, ada baiknya sebelum menggunakan, memeriksa kembali kondisi kendaraan tersebut.
Kaki-kaki kendaraan, cakram, maupun kampas rem juga tidak boleh luput dari pengecekan. Kendaraan yang lama tidak digunakan juga berdampak pada kondisi ban, yang rentan mengalami flat spot.
Flat spot adalah kondisi di mana tapak ban mengalami kerusakan atau keausan yang disebabkan oleh tekanan secara terus menerus pada bagian ban yang sama.
Kondisi ban yang dingin karena cuaca dan kondisi ruang penyimpanan yang lembab juga menjadi penyebab tekanan udara pada ban akan lebih cepat berkurang.
National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono, menjelaskan, secara fisik ban yang mengalami flat spot susah untuk diketahui karena bagian yang mengalami flat spot berada pada bagian yang kontak langsung dengan jalan.
"Saat mengemudi, Anda bisa merasakan getaran, handling yang tidak nyaman, hingga dentuman halus," ungkap Apriyanto.
Terdapat dua jenis flat spot yaitu permanen dan sementara, dengan mengenali jenis flat spot ini kita bisa mengetahui bagaimana cara untuk mengatasinya.
Untuk flat spot permanen maka yang harus dilakukan adalah mengganti ban tersebut. Sedangkan, jika yang terjadi adalah flat spot sementara, fenomena ini bisa hilang ketika kita berkendara dan ban menjadi lebih panas.
Tips mencegah flat spot pada ban kendaraan ala Hankook:
Pertama, gunakan penyanggah ban apabila kendaraan tidak dipakai dalam jangka waktu yang sangat lama. Hal ini bisa mencegah terjadinya flat spot dalam cuaca apapun.
Namun, hindari kontak langsung sinar matahari terhadap ban. Karena sinar UV bisa merusak dan membuat ban menjadi kering.
Kedua, panaskan kendaraan secara berkala. Memanaskan kendaraan bagus untuk mesin agar tetap bekerja dengan baik, dan kesehatan ban.
Gunakan kendaraan Anda untuk berkeliling selama 5-7 menit. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga suhu ban agar tetap stabil sehingga struktur ban tersebut tidak berubah.
Ketiga, naikan tekanan angin pada ban. Sebelum meninggalkan kendaraan Anda, cobalah untuk menaikan tekanan hingga ±3 psi, atau pastikan tidak melewati batas maksimal rekomendasi dari pabrikan.
Hal ini diperuntukan ketika Anda ingin menggunakan kendaraan setelah lama tidak digunakan dengan risiko yang lebih sedikit.
Keempat, cek tekanan angin secara berkala. Tekanan yang stabil dapat mengurangi kerusakan yang fatal. Jika tekanan angin pada ban sudah dibawah batas normal, Anda bisa segera mengisi tekanan anginnya.
Kelima, cek keausan ban pada simbol TWI (tread wear indicator) secara berkala. Berkurangnya tekanan angin pada ban dapat mempercepat keausan pada ban.
Karena beban yang diterima oleh tapak ban akan menjadi lebih besar sehingga terjadi defleksi ban. Pengecekan ini dapat dilakukan minimal satu minggu sekali.
Sumber: Hankook