Tidak terlalu mengejutkan bahwa batas kecepatan yang lebih rendah berkontribusi pada jalan yang lebih aman.

Penelitian dari Insurance Institute for Highway Safety menunjukkan bahwa hal ini juga berlaku di beberapa jalan kota di mana orang-orang sudah mengemudi dengan relatif lambat.

Data di balik penelitian ini berasal dari Seattle, Washington, yang menurunkan batas kecepatan di jalan arteri di pusat kota menjadi 25 km per jam dari sebelumnya 30 km per jam pada bulan November 2016.

Selain itu, kota ini juga menurunkan batas kecepatan di jalan perumahan menjadi 20 mph dari sebelumnya 25 mph.

Statistik menunjukkan bahwa untuk jalan arteri di pusat kota Seattle, kemungkinan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan cedera turun sebesar 20 persen.

Untuk jalan-jalan di luar pusat kota, terjadi penurunan sebesar 11 persen, yang menurut IIHS tidak signifikan secara statistik.

"Hasil ini menggambarkan pentingnya memikirkan kembali batas kecepatan. Kecelakaan masih terjadi setelah perubahan di Seattle, namun tidak seberbahaya sebelumnya," ujar Presiden IIHS David Harkey tentang penelitian ini.

Para peneliti IIHS mengamati data kecelakaan selama tiga tahun di Seattle dan tiga kota lain di Washington yang tidak mengubah batas kecepatan mereka.

Mereka menemukan bahwa proporsi tabrakan yang mengakibatkan cedera menurun di jalan arteri di Seattle. Sementara itu, angka ini meningkat di lokasi lain.

Di jalan-jalan perumahan, tidak ada perubahan signifikan dalam kemungkinan kecelakaan yang menyebabkan cedera. Para peneliti IIHS memiliki dua teori tentang alasannya.

Ukuran sampel yang kecil bisa jadi merupakan salah satu faktornya.

Atau, karena jalan-jalan ini sempit dan sering kali memiliki parkir di badan jalan di kedua sisinya, pengemudi mungkin tidak akan melaju lebih cepat dari 20 mph terlepas dari batas kecepatan yang ditetapkan karena merasa tidak aman.

Penelitian dari Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional menunjukkan bahwa kematian akibat kecelakaan lalu lintas turun 0,2 persen dari Januari hingga September 2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.

Penurunan kecil ini terjadi karena pengemudi menempuh jarak 1,6 persen lebih banyak daripada sembilan bulan pertama tahun sebelumnya.