Dalam sebuah speed test pada awal Oktober lalu, hypercar SSC Tuatara sukses mencatatkan rekor dunia baru dengan melaju sekencang 316 mil perjam (508,5 kmj). Mereka mematahkan catatan sebelumnya milik Koenigsegg Agera RS (278 mil perjam) pada 2017.
Meski demikian, ada kontroversi yang meliputi capaian SSC Tuatara, terutama soal inakurasi data. Itulah sebabnya rekor tersebut belum sepenuhnya diakui. Dan, kubu Koenigsegg pun tak segan untuk menyindir sang kompetitor.
Pabrikan asal Swedia itu kembali mengingatkan bahwa Agera RS ciptaan mereka merupakan mobil tercepat di dunia dalam tiga tahun terakhir. Lewat unggahan di Facebook, Koenigsegg merayakan capaian tersebut, tanpa menyinggung hasil speed test SSC Tuatara sama sekali.
Sekilas, unggahan itu terlihat biasa saja, seperti celebratory post pada umumnya. Namun, para pecinta otomotif tentu paham bahwa itu merupakan cibiran halus Koenigsegg terhadap SSC.
Kontroversi rekor SSC Tuatara pertama kali merebak ketika beberapa pihak menemukan kejanggalan dalam video laju mobil. Kecurigaan kian menguat pasca SSC juga mengakui adanya kesalahan telemetri yang membuat rekaman tak sejalan dengan kecepatan riil.
Namun, SSC tetap bersikeras bahwa angka yang mereka capai sangat akurat dan terverifikasi. Kecepatan saat itu, 301 dan 331 mil perjam, dimonitor dengan GPS serta diakui oleh Dewetron, sebuah perusahaan spesialis analisis akurasi data.
Hanya saja, Dewetron kemudian menarik pernyataan mereka, tak mengakui atau menyanggah klaim SCC. Ini membuat pabrikan asal Amerika Serikat itu berniat melakukan test speed ulang dalam waktu dekat, dengan menyertakan lebih banyak kamera, alat ukur, dan saksi.
Jadi, untuk sementara, Koenigsegg masih bisa membanggakan Agera RS sebagai mobil tercepat di dunia Namun, jika SSC Tuatara bisa membuktikan rekor mereka lewat percobaan anyar, Koenigsegg mesti merelakan tahta.
Dan, sebenarnya, capaian Agera RS sempat dilewati oleh Bugatti Chiron Super Sport 300+ pada 2019, yang mampu mencatatkan kecepatan maksimal 304 mil perjam. Namun, itu tak masuk hitungan karena dilakukan dengan mobil prototype dan hanya melaju satu arah.
Sumber: Koenigsegg via Facebook