Apa yang tidak bisa dibuat oleh bangsa Cina. Rasanya hampir semua barang bisa mereka produksi secara massal dengan harga yang jauh lebih murah.

Termasuk pula mobil listrik. Mobil masa depan yang saat ini identik dengan Tesla itu sudah pula dibuat di Cina.

Saat ini, Tesla memang masih menguasai pasar mobil listrik dunia, bahkan di Cina dengan produk primadonanya, Model 3.

Pada Juni 2020, sebanyak 14.954 unit Model 3 beredar di Cina. Itu setara dengan 23 persen penjualan mobil listrik di negara itu.

Pada posisi kedua ada mobil listrik buatan Cina bernama BYD Qin EV3 yang terjual 4.106 unit. Pada Juli, dirilislah Wuling Mini EV.

Sebuah mobil listrik Cina lainnya yang langsung menggebrak di angka penjualan 7.340 unit. Ini impresif. Harganya hanya 4.200 dolar AS di Cina atau sekitar Rp 59 juta.

Jika bisa dimasukkan ke Indonesia akan tetap berada di angka Rp 150 juta. Meski, pada Juli itu, Tesla Model 3 tetap terjual sebanyak 11.575 unit.

Merujuk pada data tersebut, para produsen mobil listrik pun berbenah. Mereka mulai merancang berbagai strategi untuk menggerus pasar Tesla.

Ada yang membuat model dengan jarak tempuh lebih panjang. Ada pula yang menggenjot volume produksi demi mengejar harga jual yang lebih rendah.

Tesla sendiri sejatinya tidak meraih sukses di Cina dalam semalam. Sejak masuk ke pasar Cina pada 2014, Tesla pun merangkak dari bawah selama beberapa tahun.

Kini, Tesla telah mapan melangkah dan menjadi merek mobil listrik yang populer. Bahkan, Tesla pun sudah punya pabrik pula di Cina yang diberi nama Shanghai Gigafactory.

“Kompetisi memanas tapi Tesla malah menikmati situasi ini,” kata Chen Jinzhu. Dia adalah CEO Shanghai Mingliang Auto Service, perusahaan yang menjual asuransi mobil.

“Faktanya, orang Cina sendiri lebih suka memakai Tesla dan harganya pun kian menarik,” ujarnya.

“Tesla saat ini jadi merek mobil listrik yang paling matang di dunia. Tidak mudah melengserkannya dari posisi teratas,” ujar Yale Zhang, peneliti dari Automotive Foresight.

Pada April 2020, Tesla menurunkan harga Tesla Model 3 untuk pasar Cina. Konsumen pun bisa membeli mobil ini di harga 271.550 yuan (sekitar Rp 554 juta).

Beberapa pesaing masuk di harga yang lebih murah. Salah satunya Xpeng P7 yang dimulai di harga 229.900 yuan (sekitar Rp 488 juta).

Masalahnya, bagi banyak pembeli di Cina, perbedaan harga itu belum bisa mengalahkan gengsi dan performa yang diberikan Tesla.

“Kami akan membeli mobil listrik lokal jika harganya bisa 30 persen di bawah Tesla,” kata Chen Yong, salah satu konsumen yang diwawancara SCMP.

“Beberapa mobil listrik Cina menawarkan jarak tempuh lebih panjang dan keunggulan teknologi di atas Tesla.”

“Tapi, semua itu belum bisa meyakinkan bahwa semua itu lebih superior daripada Tesla,” ujarnya.