Pabrikan asal Cina selalu mengejutkan dengan semua produk yang mereka keluarkan. Seperti satu pabrikan asal Negeri Tirai Bambu yang sudah populer di Indonesia yaitu Wuling.
Tiap model yang dilansir pasti menarik perhatian. Pastinya termasuk model terbarunya yaitu Wuling Victory. Pakemnya MPV (Multi Purpose Vehicle) berkapasitas enam penumpang.
Berdimensi panjang 4.875 milimeter (191,9 inci), lebar 1.880 milimeter, dan tinggi 1.700 milimeter.
Jarak sumbu roda kendaraan ini mencapai 2.800 milimeter sehingga Victory dapat menawarkan kabin lapang dengan enam kursi sebagai standar.
Galeri: Wuling Victory
Dua kursi di baris ketiga dapat dilipat rata untuk memperluas area kargo hingga lebih dari 1.500 liter. Untuk banderol dipatok antara Rp 187-254 juta.
Pada Wuling Victory, ada empat kursi mewah yang diberikan untuk konsumen. Dua kursi kapten reclining dan sliding di baris kedua.
Kursi ini memiliki sandaran kaki terpisah dan dapat digeser 560 milimeter (22 inci) untuk memberikan ruang ekstra.
Atmosfer interiornya pun tenang berkat kulit lembut dan kain pelapis, kursi ergonomis pada baris pertama dan kedua, serta penggunaan bahan kedap suara yang ekstensif.
Sedangkan kaca kedap suara lapis ganda 4-milimeter (0,15 inci). Wuling Victory juga menawarkan filter udara PM2.5.
Bisa pula menghasilkan ion negatif yang diklaim dapat memblokir debu, virus, dan bakteri dengan tingkat perlindungan N95.
Teknologi keselamatan juga hadir, seperti Program Stabilitas Elektronik (ESP) 9.3 Bosch, sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS).
Dilengkapi pula dengan enam kantung udara bagian depan dan samping, serta empat kamera eksterior.
Untuk dapur pacunya, mobil MPV Wuling Victory menggunakan mesin bensin empat silinder 1,5 liter turbocharged 150 PS (148 HP).
Lalu, disalurkan lewat enam percepatan yang memakai transmisi variabel kontinu (CVT). Untuk dapur pacu, Victory dilengkapi dengan mesin bensin 4 silinder turbo 1.500 cc.
Sedangkan untuk transmisi hadir dalam pilihan manual 6 speed dan CVT. Sayangnya, Wuling Victory baru bisa dipesan konsumen Indonesia pada 2022.
Ini terlalu lama. Mungkin bisa dipercepat di awalan semester kedua 2021 biar enggak ketinggalan langkah.