CEO baru Ford, Jim Farley, baru-baru ini mengejutkan industri dengan mengungkapkan bahwa perusahaannya sedang mempertimbangkan produksi sel baterai sendiri.

Selama 10 tahun terakhir, Ford dikenal tak terlalu dekat dengan teknologi mobil listrik-baterai (BEV). Mereka bahkan dengan senang hati membeli sel dari pemasok eksternal.

CEO sebelumnya, Jim Hackett, juga mengatakan bahwa "tidak ada keuntungan" dari membuat sel baterai sendiri.

Tapi kini, Jim Farley menyadari bahwa mereka harus mulai mengubah mindset di tengah perkembangan industri:

"Kami pikir sekarang adalah waktu yang tepat karena volume produk kami benar-benar bertambah. Kemudian, tidak ada fleksibilitas jika Anda membeli baterai dari orang lain. Tentu ada banyak alasan selain biaya untuk mulai bergerak. Ini sesuatu yang sedang kami diskusikan di dalam perusahaan. "

Langkah Ford tersebut  sangat masuk akal. Setiap kali pabrikan mobil merangkak dari tahap percobaan kecil menuju produksi besar-besaran, mereka akan terlibat dengan pembuatan sel baterai.

Di pasar Amerika Utara, Tesla punya Gigafactory bersama Panasonic, sedangkan GM menjalin kerja sama dengan LG Chem dalam produksi Ultium Cells.

Volkswagen sedang mengerjakan teknologi baterai dengan SK Innovation, sementara Nissan sudah memulai produksi internal bernama AESC.

Skenario serupa mungkin terjadi dalam waktu dekat, Ford akan mengumumkan joint venture dengan setidaknya satu produsen sel baterai.

Itu karena merakit sel baterai sendiri sama sekali tidak mudah, perlu terlebih dahulu mengembangkan teknologi kompetitif.

Diskusi Ford soal baterai merupakan sinyal kuat bahwa tiga BEV baru mereka (Mustang Mach-E, Transit Electric, dan F-150 Electric) hanyalah awal dari produksi kendaraan listrik yang lebih luas.