Hyundaidan Ineos telah menandatangani nota kesepahaman (Mou) untuk pengembangan dan pasokan hidrogen.

Kesepakatan ini juga mencakup kemungkinan penggunaan teknologi sel bahan bakar yang dipasok Hyundai untuk SUV Ineos Grenadier.

Jika rencana itu membuahkan hasil, Ineos Grenadier akan menggunakan sistem sel bahan bakar modular milik Hyundai yang sudah menggerakkan Nexo FCEV crossover.

Galeri: Ineos Grenadier

"Pergerakan Ineos ke dalam pengembangan kendaraan listrik ekosistem hidrogen menandai tonggak lain menuju transportasi yang bersih dan berkelanjutan," kata Saehoon Kim, Wakil Presiden Senior dan Kepala Pusat Sel Bahan Bakar di Hyundai Motor Company.

Perlu dicatat Ineos jauh lebih dari sekadar pembuat mobil pemula yang membangun SUV dan membangkitkan Land Rover Defender.

Ineos Grenadier juga merupakan salah satu perusahaan kimia terbesar di dunia.

Perusahaan tersebut telah menghasilkan sekitar 300.000 ton hidrogen per tahun sebagai produk sampingan dari manufaktur kimia lainnya.

Ineos juga memiliki anak perusahaan Inovyn yang berspesialisasi dalam elektrolisis yang menghasilkan hidrogen untuk hal-hal seperti pembangkit listrik dan transportasi.

Dengan semua pekerjaan ini, perusahaan ingin mengembangkan kapasitas hidrogen bersih di seluruh Eropa.

Versi bertenaga pembakaran dari Ineos Grenadier menggunakan mesin berbahan bakar bensin 3.000cc dan diesel berbahan bakar enam silinder yang bersumber dari BMW.

Dengan pekerjaan teknik tambahan dari Magna-Steyr untuk membuat pembangkit listrik lebih baik yang digunakan pada SUV.

Setidaknya pada awalnya, satu-satunya gearbox yang tersedia adalah otomatis delapan percepatan yang dipasok ZF.

Ada kotak transfer dua kecepatan dengan full-time four-wheel drive.

Magna-Steyr sedang menangani pengembangan powertrain dan merencanakan kampanye pengujian di seluruh duni ynag mencakup pengembangan 1,8 juta kilometer (1.118.468 mil).

Tanggal penjualan dan kisaran harga belum tersedia untuk Grenadier.