Ketegasan sangat diperlukan untuk menegakkan ketertiban. Termasuk untuk menambah populasi mobil listrik, khususnya di Eropa.

Bukan semata-mata demi komersialitas tapi untuk membersihkan udara dari limbah gas buang dan menghemat bahan bakar fosil.

Lupakan kredit pajak dan subsidi lainnya, pelarangan penjualan mobil bensin jauh lebih efektif daripada memberi orang uang untuk membeli mobil listrik.

Inilah yang dikatakan Hakan Samuelsson, CEO Volvo di event konferensi bertajuk Future of the Car Digital.

Bagi Hakan Samuelsson, jika mobil listrik adalah masa depan transportasi pribadi penjualan mobil bensin harus sangat dibatasi.

Caranya, dengan memberikan tenggat terakhir kapan mobil bensin bisa beredar di pasaran Eropa.

Volvo XC40 Recharge 2020

Dengan demikian, para pabrikan punya waktu untuk menyiapkan produksi mereka sekaligus mempromosikannya.

Hakan Samuelsson mengatakan pemberian insentif tidak membantu dalam membangun bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Ketika kredit karbon dan subsidi berakhir yang tersisa adalah para produsen akan terus menjual mobil bensin mereka.

Dengan pemberian tenggat waktu tersebut, industri otomotif akan dipaksa untuk mengubah rencana bisnis mereka.

Lazimnya, industri otomotif terbiasa membuat rencana jangka panjang untuk menyiapkan apa yang akan mereka jual pada tiga atau empat tahun ke depan.

dengan regulasi yang jelas dan tegas, para pelaku industri otomotif akan menyesuaikannya. Dalam hal ini, mereka akan menghentikan pembuatan mobil bensin.

Tentunya, mereka tak akan mau menjual produk yang dianggap tidak legal dalam beberapa tahun ke depan.

Bagi Volvo, mobil hibrida plug-in dan listrik menjadi jawaban atas pembatasan mobil bermesin bakar.

Pada tahun 2025, pembuat mobil Swedia itu mengharapkan 50 persen dari penjualannya akan berasal dari mobil plug in hybrid.

Lalu, dan separuh lainnya akan berasal dari mobil bertenaga listrik murni. Menurut Hakan Samuelsson, pasar mobil premium akan segera beralih ke listrik.

Volvo bermaksud untuk memimpin perubahan itu. Volvo mungkin salah satu pabrikan beruntung yang tidak perlu khawatir tentang revolusi ini.

Pada konferensi yang sama, Alex Hitzinger mengatakan kerumitan yang melibatkan mobil listrik, terutama yang berkaitan dengan perangkat lunak.

Ini akan mendorong banyak perusahaan mobil untuk bergabung atau bangkrut hanya karena soal ini.

Hakan Samuelsson juga mengatakan merger Volvo dengan Geely akan kembali dilakukan pada kuartal pertama 2021.

Volvo sudah menjadi milik Geely, jadi tidak begitu jelas apa manfaatnya menggabungka kedua perusahaan tersebut.

Bagaimanapun, ini akan menjadi konsolidasi yang diharapkan. Yang mengejutkan adalah Geely bergabung dengan Daimler.

Perusahaan asal Cina tersebut sudah memiliki 9,69 persen saham Daimler. Peta industri memang kompleks.