Kerja sama Honda dan Daido Steel untuk mengembangkan motor praktis dari magnet neodymium panas yang dideformasi sudah berjalan empat tahun belakangan.

Hal terpenting dari inovasi ini adalah, motor tersebut tidak mengandung logam tanah jarang (rare earth metal) yang mahal dan mulai sulit didapat.

Logam tanah jarang biasanya digunakan untuk kinerja motor listrik. Selama ini motor listrik bekerja selalu menggunakan magnet berdasarkan prinsip-prinsip elektromagnetik.

Kombinasi magnet dan arus listrik bisa menghasilkan energi mekanis. Prinsip dasar ini yang dipakai pada semua motor listrik.

Mulai dari perangkat rumah tangga, industri, hingga motor listrik untuk kendaraan mesin hybrid maupun elektrik (EV).

Kerja sama Honda dan Daido Steel memang menjadi terobosan baru bagi dunia EV, maka itu makna di baliknya cukup penting.

Seperti dijelaskan Honda beberapa waktu lalu, magnet neodymium harus memiliki sifat tahan panas untuk penggunaan otomotif.

Dan ini biasanya dicapai dengan menambahkan logam tanah jarang yang berat seperti disprosium atau terbium.

Namun, persediaan bahan-bahan ini terbatas dan permintaan mereka diperkirakan akan meningkat pesat pada masa mendatang.

Untuk mengatasi masalah inilah, Honda dan Daido Steel menciptakan teknik deformasi panas yang tidak memerlukan penggunaan logam tanah jarang.

Namun, teknik ini tetap memberikan sifat tahan panas magnet. Untuk memanfaatkan terobosan tersebut, Honda telah mengembangkan motor baru yang dapat menampung magnet.

Motor tersebut kali pertama dipasang ke sistem Sport Hybrid i-DCD yang digunakan pada model Honda Freed beberapa waktu lalu.

Sebenarnya langkah untuk mengurangi penggunaan logam tanah jarang sudah mulai lumrah dilakukan oleh para produsen otomotif.

Jauh sebelumnya, yakni pada 2012, Toyota Motor sudah mengembangkan motor listrik yang tidak menggunakan magnet agar bisa membatasi penggunaan logam tanah jarang.

Mahalnya harga logam tanah jarang membuat Toyota mencari terobosan baru untuk memangkas harga dengan mengurangi ketergantungan terhadap logam tersebut.

Meskipun disebut rare earth metal, sebenarnya logam ini tidak langka. Banyak ditemukan di tambang-tambang batubara, besi, dan aluminium sebagai bahan tambang ikutan.

Persoalannya, kandungannya sangat kecil sehingga tidak ekonomis untuk ditambang. Maka itulah disebut rare-earth metal.

Saat ini Cina menguasai 90 persen produksi material ini. Jepang adalah konsumen terbesar di dunia dengan menyerap sepertiga dari produksi dunia.

Galeri: Motor Honda Elektrik Tanpa Rare Earth Metal