Saat Motor buatan Jepang kian mendunia dan menjadi populer, pabrikan Inggris tahu mereka harus melakukan sesuatu yang radikal untuk tetap bertahan.

Termasuk Norton yang berpikir di luar kotak, bahkan cenderung melawan arus. Desainer Norton saat itu David Garside memunculkan ide memakai mesin rotari.

Sejatinya, ini bukan pemakaian pertama mesin Felix Wankel untuk motor. Sudah ada pendahulunya dan Norton bisa dianggap bukan pelopor.

Desain mesin rotari yang sederhana dan ukurannya yang kompak membuatnya sangat cocok untuk diterapkan di motor.

 

Begitulah menurut Suzuki saat membuat RE5 di tahun 1970-an. Namun, pada April 1985, motor itu masuk dalam daftar 10 sepeda motor terburuk di dunia.

Dikatakan bahwa Suzuki RE5 berhasil menggabungkan berbagai unsur yang berantakan dan tak beraturan.

Harga superbike, kesederhanaan mekanis Boeing 747, suara B-29 yang tidak disetel, dan dan estetika motor bekas tertabrak kereta.

Semuanya menjadi satu sepeda motor yang sangat tidak laku. Tentunya, itu bukan sesuatu yang ingin ditiru Norton.

Desainer David Garside melihat ada harapan bagi Norton Classic jika memakai mesin rotari. Argumennya, dia telah melihat pada motor Hercules.

Merek asal Jerman itu menggunakan mesin rotari jauh lebih efektif daripada Suzuki. Dia merancang mesin dengan dua rotor.

Cara kerja mesin Wankel adalah setiap rotor pada dasarnya bekerja seperti tiga silinder, dengan tiga ruang di berbagai bagian siklus pembakaran saat rotor berputar.

Dua rotor pada dasarnya dibuat setara dengan motor enam silinder 588 cc. Tentu saja, mesin rotari juga memiliki kekurangan.

Ukurannya yang kecil berarti temperaturnya buruk dan akan panas berlebih yang merupakan masalah utama.

Oleh karena itu, motor Norton Classic bermesin rotari, yaitu Interpol 2 hanya dijual kepada polisi militer dan warga sipil.

Soalnya, motor ini memiliki jadwal perawatan yang ketat. Pengendara harus memerhatikan  pengukur suhu dan berhenti jika sudah sangat panas.

Pada 1988, Norton membuat motor ini tersedia untuk warga sipil. Hanya 100 unit yang akan dibuat dan terjual dengan sangat cepat, terutama untuk kolektor.

Motor yang ada di foto adalah bernomor 91. Dibeli oleh pemilik pertama pada 1 Agustus 1988.

Jarak tempuh yang tertera di odometer hanya 6.760 kilometer. Menunjukkan motor ini menghabiskan hidupnya sebagai barang koleksi dan tidak benar-benar digunakan.

Bahkan, terakhir berada di jalan sekitar 2005. Beberapa tahun terakhir, ada perbaikan yang dilakukan, seperti pembersihan seluruh sistem bahan bakar.

Namun, motor ini bakal butuh beberapa perbaikan lagi jika ingin sangat layak kembali ke aspal.