Target program BBM Satu Harga yang dipercayakan kepada Pertamina untuk tahun 2020 yaitu sebanyak 234 titik berhasil dipenuhi.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan meski diterpa pandemi Covid-19, Pertamina terus bergerak menyelesaikan berbagai penugasan pemerintah.

Penugasan tersebut untuk melayani kebutuhan energi nasional, salah satunya dengan menuntaskan target pembangunan lembaga penyalur BBM Satu Harga.

Sejak mendapat penugasan untuk membangun lembaga distribusi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil), periode 2017 – 2019, sebanyak 160 titik telah diselesaikan Pertamina.

Untuk tahun 2020, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan BBM Satu Harga di 83 titik yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua.

Dari 83 titik tersebut yang mendapatkan porsi paling banyak yaitu Maluku dan Maluku Utara (20 titik) serta Papua dan Papua Barat (20 titik).

Pertamina perbanyak layanan BBM Satu Harga
Pertamina BBM Satu Harga

“Di tengah kondisi pandemi Covid-19, memang terdapat beberapa kendala dan keterbatasan dalam proses pembangunan," ujar Fajriyah.

"Alhamdulilah, berkat kerja keras Perwira Pertamina, Pertamina mampu mempersembahkan BBM Satu Harga dengan memastikan penyaluran BBM di wilayah 3T semakin meluas,” ujarnya.

Fajriyah menambahkan, sesuai roadmap yang telah dibuat, hingga 2024 Pertamina menargetkan pembangunan BBM Satu Harga mencapai 500 titik.

Hal ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pertamina untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan.

“Kami optimis pada periode 2021 – 2024 target pembangunan BBM Satu Harga terus bertambah, sehingga masyarakat dapat menikmati harga BBM yang lebih terjangkau,” kata Fajriyah.

Demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan BBM, Pertamina memanfaatkan hampir semua moda transportasi darat, laut, dan udara.

Bagi wilayah yang sulit dijangkau dengan moda darat atau mobil tangki, seperti di Kalimantan dan Papua, Pertamina menggunakan alternatif pengangkutan BBM jenis pesawat ATR.

Pesawat tersebut memiliki kapasitas angkut BBM sebanyak 4.000 liter. Sedangkan untuk wilayah kepulauan, Pertamina memanfaatkan moda kapal laut.

Penggunaan moda pesawat dan kapal laut itu setelah dilakukan pengiriman BBM dengan mobil tangki dari titik suplai Integrated Terminal di wilayah terdekat dengan lembaga penyalur.

Sejak beroperasinya lembaga penyalur BBM Satu Harga, masyarakat tidak lagi harus merogoh kocek yang besar untuk mendapatkan bahan bakar minyak.

Perubahan harga Solar dan Premium dari sekitar Rp10.000 bahkan di wilayah timur Indonesia mencapai Rp100.000/liter, kini masyarakat dapat membeli BBM dengan harga sama dengan daerah lain yaitu premium Rp 6.450/liter dan produk solar seharga Rp 5.150/liter.