Pemerintah terus mendorong ekosistem penggunaan mobil listrik. Berbicara ekosistem, artinya bukan berarti hanya penggunaan mobil ramah lingkungan saja.
Melainkan juga sarana penunjang lainnya yang masuk dalam perhatian pemerintah. Salah satunya adalah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Pemeritah pun mendapat berbagai dukungan dari sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Misalnya PLN yang menargetkan sebanyak 2400 SPKLU hadir di Indonesia pada 2025.
Selain Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 2.400 titik, PLN juga menargetkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 10 ribu titik sampai dengan tahun 2025, serta peningkatan daya listrik di rumah tangga pengguna KBLBB.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pihaknya akan memastikan penyediaan infrastruktur kelistrikan.
Saat ini, PLN sudah mengoperasikan total 20 unit SPKLU PLN dan 2 unit SPKLU yang merupakan pilot project partnership dengan para mitra.
Dalam pengembangan SPKLU PLN juga meluncurkan platform digital charge.in yang diharapkan menjadi platform tunggal untuk seluruh SPKLU di Indonesia.
"PLN siap mendukung era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan PLN memastikan penyediaan infrastruktur kelistrikan melalui pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)," tutur Zulkifli, belum lama ini.
Seperti diketahui, pada Kamis (17/12/2020) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan 'Public Launching' Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang terlibat dalam kegiatan tersebut mengatakan pemerintah Indonesia sangat serius dalam mendorong implementasi kebijakan kebijakan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
"Kebijakan ini diharapkan akan menjadi salah satu langkah strategis Pemerintah dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi," kata Luhut Pandjaitan.
"Sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan melalui lingkungan hidup yang bebas polusi," ia menambahkan.
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Dasar pemikiran Program KBLBB tersebut adalah untuk meningkatkan Ketahanan Energi Nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM," katanya.
"Ini akan berdampak positif dalam pengurangan tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia akibat impor BBM," Arifin menambahkan.
Arifin juga mengatakan diperlukan penggunaan sumber energi lokal terutama energi baru terbarukan dan gas, yang digunakan untuk pembangkit listrik sebagai penyedia listrik bagi KBLBB.
Sehingga dapat meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca nasional.