Upaya pemerintah untuk bergerak maju menuju era kendaraan listrik berbasis baterai terus berprogres.

Terbaru, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan LG Energy Solution, perusahaan baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan (Korsel).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia penandatanganan MoU ini menjadi angin segar.

Sebab, dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki pusat industri sel baterai kenderaan listrik yang terintegrasi.

Lebih dari itu, Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah sekaligus berperan penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik.

"Baterai memegang peranan kunci, bisa mencapai 40 persen dari total biaya untuk membuat sebuah kendaraan listrik,” kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dalam Keterangan Persnya.

Bahlil Lahadalia menuturkan masa pandemi Covid-19 yang begitu penuh tantangan, keberhasilan ini merupakan kepercayaan luar biasa terhadap Indonesia.

Adapun nilai total investasi yang dilakukan oleh LG di Indonesia mencapai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp143 triliun.

"Angka ini angka yang cukup luar biasa, sebab dalam catatan BKPM, belum pernah ada investasi paska reformasi dengan nilai sebesar ini," ujar Bahlil

MoU ini berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda.

“Pengembangan industri baterai listrik terintegrasi merupakan langkah konkret yang sesuai dengan target Presiden Jokowi untuk mendorong transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Hilirisasi pertambangan adalah salah satu wujud transformasi tersebut,” katanya.

Untuk menyukseskan investasi di tanah air, LG sendiri nantinya akan menggandeng perusahaan BUMN yang tergabung dalam konsorsium MIND ID.

Bahlil Lahadalia mengingatkan agar para pengusaha nasional baik yang besar hingga UMKM jangan dilupakan dalam menggarap proyek investasi tersebut.

"Sehingga bisa menghasilkan ekonomi daerah yang maju dan menciptakan timbulnya pengusaha-pengusaha daerah yang baru," ujarnya.

Pada pelaksanaannya akan ditindaklanjuti dengan studi bersama (joint study) untuk mengukur secara detail kerja sama yang akan dilakukan kedua pihak dari sektor hulu sampai hilirnya.

Kementerian BUMN telah menyiapkan konsorsium MIND ID yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

“MIND ID akan berkolaborasi dengan LG. Menteri BUMN Erick Thohir memastikan investasi ini berjalan dari sisi produksi dan juga memiliki pasar di dalam dan luar negeri,” ia menuturkan.

Sekadar informasi, dalam rencana pembangunan pusat industri sel baterai ini sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.

Lokasi ini sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu.

Kawasan industri seluas 4.300 ha ini merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan yang kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja.

Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.