Satu dasawarsa silam, dunia otomotif dikejutkan dengan aksi pabrikan Geely yang membeli saham perusahaan Volvo.

Siapa sangka, pabrikan yang awal mula bisnisnya sebagai produsen kulkas ternyata bisa menguasai Volvo yang terkenal sejak lama.

Tapi begitulah bisnis, di mana setiap peluang yang menguntungkan akan digarap semaksimal mungkin.

Banyak keraguan yang muncul setelah aksi Geely tersebut. Bahkan sempat terbetik kalau kerja sama keduanya akan berusia seumur jagung.

Namun, Geely dan Volvo merayakan 10 tahun kolaborasi mereka pada Agustus lalu. Geely resmi menjadikan Volvo sebagai bagian dari keluarga besar pabrikan mobil Cina tersebut.

Kemitraan Geely-Volvo semakin erat. Bahkan tahun 2019 Volvo memecahkan rekor penjualan globalnya yang melampaui angka 700.000 unit untuk pertama kalinya sejak perusahaan didirikan pada tahun 1927.

Geely and Volvo's Luqiao Factory in China
Geely and Volvo's Luqiao Factory in China

Kerja sama Geely dengan Volvo juga sangat penting dalam pengembangan platform kendaraan grup, termasuk platform CMA serbaguna yang terdapat pada merek seperti Lynk & Co, Polestar, dan Volvo.

Pabrik Luqiao di Taizhou merupakan fasilitas produksi yang dimiliki oleh Geely dan dioperasikan oleh Volvo. Pabrik ini bukanlah pabrik biasa, baik dalam praktik maupun produksinya.

Melalui kebersamaan Geely, merek yang lahir di Cina, dan Volvo dengan latar belakang budaya Skandinavia, keduanya mewakili jembatan budaya, nilai, dan gaya kerja.

Manajemen berkomitmen untuk menangani masalah apa pun secara langsung, menggunakan perbedaan sebagai kekuatan.

Oscar Falk, Manajer Umum pabrik, menjelaskan pendekatan timnya, “Karena kami memiliki perpaduan besar antara minat, budaya, dan perspektif berbeda dalam program ini."

"Saat kami melihat hal-hal yang harus kami kembangkan dalam budaya kami, kami memperhitungkan kata bāoróng, yang sangat berarti tentang inklusivitas," katanya.

Pendekatan yang terbuka dan toleran ini telah menciptakan tenaga kerja yang serba guna dengan beragam kekuatan dan pola pikir terbuka yang dapat beradaptasi.

Keunikan pabrik itu sendiri semakin membedakannya dari yang lain.

Dalam fasilitas tunggal ini, dengan bantuan arsitektur kendaraan CMA grup yang sangat serbaguna, mereka dapat memproduksi 3 model mobil berbeda yang dapat dilengkapi dengan powertrain listrik murni, plug-in hybrid, hybrid ringan, dan ICE (mesin pembakaran internal).