Mercedes-Benz mempersembahkan sebuah mobil yang dinamai dengan nama baru dan menjadi mobil listrik buatan pabrikan asal Jerman yang paling terjangkau.

Meski murah tapi bukan murahan. Pasalnya, Mercedes-Benz EQA adalah mobil listrik yang berbasiz pada Mercrdes-Benz GLA.

Banyak kompromi yang terdapat di EQA ini yang dapat merugikan rencana Mercedes-Benz sejak awal.

Alih-alih menghadirkan platform khusus, EQA memiliki arsitektur MFA2 yang sama dengan yang digunakan Mercedes-Benz GLA. Tapi, pembagian komponennya lebih dari itu.

Sebagian besar bodinya sama, terlepas dari beberapa komponen yang harus diganti karena masalah hambatan udara.

2021 Mercedes-Benz EQA

Mercedes-Benz EQA ini memiliki panjang 4,46 meter atau hanya lima sentimeter lebih panjang daripada Mercedes-Benz GLA.

Mungkin, karena peningkatan aerodinamis GLA dibuat dengan panjang 4,41 meter tapi lebar dan jarak sumbu roda mereka sama.

Masing-masing pada 1,8 meter dan 2,7 meter. Tapi, EQA sedikit lebih tinggi dari GLA, yaitu 1,62 meter berbanding 1,61 meter.

Upaya untuk membuat Mercedes-Benz EQA koefisien hambatannya, tetapi tidak sebanyak yang diharapkan untuk mobil listrik.

Alih-alih 0,32 yang terdapat di Mercedes-Benz GLA, EQA ini mencapai 0,28. Itu sebanding dengan apa yang dimiliki Citroen XM buatan 1989.

2021 Mercedes-Benz EQA

Dikarenakan platform MFA2 tidak dirancang untuk mobil listrik, Mercedes-Benz harus mengadaptasinya agar memiliki paket baterai yang besar.

Pada Mercedes-Benz EQA 250, baterainya 66,5 kWh dan pengisi daya terpasang 11-kW. Ini adalah gelombang pertama Mercedes-Benz EQA yang akan seharga dijual.

Banderolnya 47.540 euro (sekitar Rp809 juta) di Jerman tanpa insentif pemerintah tapi termasuk PPN.

2021 Mercedes-Benz EQA

Efek praktis dari perubahan itu adalah mobil menawarkan lebih sedikit ruang untuk kargo dan penumpang.

Mercedes-Benz GLA dapat menampung 435 liter kargo di bagasi, sedangkan EQA menawarkan kapasitas bagasi 340 liter.

Jurnalis yang sudah berkesempatan mengemudikan prototipe Mercedes-Benz EQA, seperti Greg Kable, menyebutkan bahwa jok belakangnya dangkal.

Membuat penumpang di sana bepergian tanpa penyangga paha yang tepat dan dengan lutut lebih tinggi dari seharusnya.

Itu terjadi karena lantai mobil harus dinaikkan untuk memberi ruang bagi unit baterai. Ini konsekuensi yang mustahil dihindari.

Mercedes-Benz pun harus memastikan penumpang belakang memiliki ruang kepala yang cukup lapang.

2021 Mercedes-Benz EQA

Kompromi lain yang terlihat adalah bahwa ini adalah Mercedes-Benz listrik yang tidak memberikan bagasi depan.

Itu bukan karena MFA2 dirancang untuk kendaraan berpenggerak roda depan. Mercedes-Benz menyebutkan EQA pada akhirnya akan memiliki versi all-wheel-drive.

Hingga saat itu, Mercedes-Benz EQA akan menjadi salah satu dari sedikit kendaraan listrik yang ditarik oleh roda depannya. Itu memberikan radius belok yang lebih buruk daripada para pesaingnya.

2021 Mercedes-Benz EQA

Mercedes-Benz pun paham sepenuhnya mereka sedang diawasi ketat, utamanya soal jarak tempuh mobil tersebut.

Dengan baterai 66,6 kWh, jarak tempuh Mercedes-Benz EQA bisa mencapai 486 kilometer dan ini sudah aman untuk regulasi Eropa.

Daimler berjanji bahwa Mercedes-Benz EQA edisi masa depan akan mampu melahap jarak lebih dari 500 kilometer.

Secara filosofis, situasi saat ini memberikan gambaran aneh bagi Daimler dan Mercedes-Benz sebagai merek utama mereka.

2021 Mercedes-Benz EQA

Sejatinya, Mercedes-Benz EQA adalah mobil listrik yang dibangun di atas arsitektur yang dirancang untuk kendaraan bermesin pembakaran.

Seperti memberi kesan bahwa perusahaan Jerman itu mengira solusi yang dihadirkan Karl Benz pada 1886 akan bertahan lebih lama daripada saat ini.

Masalahnya, saat mobil listrik mulai menunjukkan kekuatan mereka, semua pihak terkejut, termasuk Mercedes-Benz.

Galeri: Mercedes-Benz EQA 2021

Volkswagen mendorong perubahan itu dan sudah memiliki dua platform yang didedikasikan untuk mobil listrik mereka, yaitu PPE dan MEB.

Jika Volkswagen ID.3 tidak memiliki bagasi depan, itu lebih berkaitan dengan kemudahan servis.

Ford sudah punya satu mobil listrik yaitu Mustang Mach-E dan sedang bersiap untuk mengembangkan lebih banyak lagi.

Seluruh rencana strategis Renault adalah mempersiapkan perusahaan untuk elektrifikasi. Ini totalitas pabrikan asal Prancis tersebut.

Daimler benar-benar membutuhkannya, dan EQS dapat menyajikannya dengan tepat. Sebelumnya, perusahaan akan puas dengan platform mobil bensin yang dimilikinya. Mari kita lihat bagaimana konsumen bereaksi terhadap EQA.