PandemiCovid-19 belum menunjukan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, kasus virus corona di Indonesia belakangan ini terus mengalami lonjakan. Sejak kemunculannya, pandemi telah membuat berbagai industri, termasuk otomotif anjlok.

Meski begitu, untuk sektor industri bus nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis mampu bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier dalam acara Busworld Southeast Asia, Selasa (2/2/2021).

Taufiek Bawazier menjelaskan bahwa pada tahun 2018 produksi bus mencapai 3.460 unit. Kemudian satu tahun setelahnya, Indonesia memproduksi 3.275 unit bus.

"Saat pandemi Covid-19 pada 2020, kita masih mampu memproduksi 2.075 unit bus," kata Taufiek Bawazier seperti dilansir Antara.

Salah satu kebutuhan bus di dalam negeri yang cukup tinggi menjadi salah satu penopang industri bus bertahan pada masa pandemi Covid-19.

Pada sisi lain, peran pemerintah yang terus meningkatkan sistem transportasi umum di sejumlah provinsi di Tanah Air.

"Termasuk juga program peremajaan alat transportasi yang telah berusia 25 tahun, ini menjadi potensi," Taufiek Bawazier menuturkan.

Pada masa pandemi persentasi untuk kendaraan niaga juga cenderung meningkat pada masa pandemi Covid-19 dibandingkan dengan kendaraan penumpang.

Menurut Taufiek Bawazier berdasarkan data sebelum Covid-19 persentasi kendaraan niaga hanya 17 persen. "Pada era pandemi Covid-19, persentasi kendaraan niaga meningkat menjadi 20 persen," ujar Taufiek Bawazier.

Artinya pada masa pandemi Covid-19 kendaraan-kendaraan niaga justru lebih kuat dalam pasar dibanding total produksi otomotif nasional.

Ia pun berharap Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) dan Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dapat mendorong anggotanya terus berinovasi, teruma pada pemanfaatan era digital ini.

Bus Listrik 

Selain itu, Taufiek Bawazier juga menyebut Indonesia siap memproduksi bus listrik dengan kapasitas 1.200 per tahun. Menurutnya ada tiga perusahaan yang dipercaya merealisasikan target tersebut.

Produksi tersebut dapat dipenuhi oleh PT Mobil Anak Bangsa (MAB), PT INKA, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI).

Menurutnya, kesiapan Indonesia memproduksi bus listrik seiring dengan perkembangan teknologi dan penguatan aspek lingkungan serta penurunan karbon.

Terlebih teknologi dalam pengembangan bus listrik telah dimuat dalam peta jalan yang disusun Kementerian Perindustrian.

"Itu menuntut kita beradaptasi untuk membangun produk dengan inovasi yang comply dengan perkembangan itu," Taufiek Bawazier menuturkan.