Dinamika regulasi di ajang balap Formula 1 (F1) bisa berdampak ke banyak hal. Nanti, pada 2025, regulasi teknis terbaru akan diberlakukan.
Ini diyakini akan memantik minat pabrikan lain untuk ikut bergabung di ajang balap jet darat paling bergengsi tersebut.
"Akan sangat menarik saat penerapan bahan bakar elektronik (e-fuels) diberlakukan,” kata Wakil Presiden Porsche Motorsport Fritz Enzinger.
"Jika aspek-aspek ini dikonfirmasi, kami akan mengevaluasinya secara rinci di dalam VW Group dan membahas langkah-langkah selanjutnya."
Bahan bakar elektronik adalah bahan bakar netral karbon yang dapat menggerakkan mesin pembakaran internal tanpa dampak lingkungan seperti pada bahan bakar fosil tradisional.
Mereka datang dalam berbagai bentuk, termasuk bahan bakar nabati, yang dibuat dari massa hayati, dan bahan bakar sintetik.
Diproduksi melalui proses industri yang menangkap karbon dari atmosfer sehingga setelah terbakar, emisi gak buangnya akan sangat rendah.
F1 telah berkomitmen untuk menjadikan bahan bakar elektronik sebagai bagian utama dari olahraga ini mulai musim 2025.
Tim Potensial Porsche dan VW Akan Bergabung
Jika VW Grup benar-benar berkomitmen untuk memasuki F1, kemungkinan besar akan menggunakan merek Porsche atau Audi.
Namun, belum diketahui mereka akan merapat ke tim F1 mana. Atau, hanya menjadi pemasok mesin untuk tim yang sudah ada saat ini.
Bahkan, VW Grup dikabarkan sudah melakukan diskusi serius dengan tiga tim, yaitu Red Bull, McLaren, dan Williams.
Red Bull memiliki daya tarik yang jelas karena tingkat daya saing dan mereka tak punya ikatan apa pun dengan pabrikan mobil mana pun.
Saat ini, Red Bull memakai mesin Honda tapi pabrikan asal Jepang itu akan mundur dari F1 pada akhir musim 2021 ini meski kesepakatan dengan Red Bull sampai 2024.
Williams pun punya potensi dipasangkan mesin dari VW Grup lantaran CEO mereka Jost Capito pernah bekerja sebagai eksekutif di VW Grup.
Pria berusia 62 tahun itu adalah kepala VW Motorsport dari 2012 hingga 2016 dan kembali ke raksasa Jerman di divisi mobil jalan.
Jost Capito sempat sebentar di McLaren. Sebelumnya lagi, Jost Capito juga bekerja di Porsche antara tahun 1989 dan 1996.
Begitu pula dengan McLaren yang pimpinan timnya, Andreas Seidl, adalah mantan kepala motorsport Porsche.
McLaren pun punya potensi yang sama besarnya dengan Red Bull dan Williams tapi semuanya masih serba tertutup. Menarik menantikan kabar ini selanjutnya.