Jaguar Land Rover tengah berada dalam rencana rekonstruksi besar-besaran untuk bisnisnya. Hal itu dilakukan untuk bisa meraup kembali keuntungan bagi pabrikan Inggris itu.
Jaguar Land Rover mengatakan sejumlah model dapat saja dikorbankan dalam proses tersebut dan keseluruhan produksi dapat dikurangi sebanyak 25 persen.
Produsen mobil menegaskan keinginannya naik kelas dengan memproduksi kendaraan listrik generasi berikutnya, meskipun ada satu masalah besar yang harus diatasi.
Kualitas adalah kata kunci bagi Jaguar Land Rover karena bos perusahaan baru-baru ini mengakui kehilangan lebih dari 100.000 penjualan setiap tahun karena masalah kualitas.
Hal ini tentu saja berdampak negatif pada citra Jaguar Land Rover.
CEO Jaguar Land Rover Thierry Bollore menyatakan kepada Automotive News bahwa Jaguar Land Rover akan membuat perbaikan dramatis untuk menghentikan kerugian tersebut.
Meski tidak merinci dengan detail perbaikan seperti apa yang akan dilakukan Jaguar Land Rover, namun tindakan Bollore itu harus diapresiasi dengan baik.
Galeri: Jaguar F-Pace SVR 2021
Harus diakui, produk-produk Jaguar Land Rover banyak kehilangan auranya. Kedua merek tersebut seperti sedang berada di persimpangan.
Beberapa produknya sepertinya kurang mendapat sambutan hangat.
Sementara image Jaguar Land Rover berada pada kasta tertinggi namun sayangnya tidak disokong oleh produk-produk yang bisa membuat nama Jaguar Land Rover lebih mumpuni lagi.
"Ketidakpuasan pelanggan kami benar-benar merusak volume alami kami. Peluang yang hilang hari ini sangat besar. Lebih dari 100.000 penjualan," kata Bollore.
Jaguar dan Land Rover berada di lima merek berkinerja terburuk dalam survei kualitas terbaru yang dilakukan J.D. Power di Amerika Serikat.
Bollore mengatakan dia sedang memfokuskan upayanya untuk meningkatkan kualitas dan langkahnya tersebut mulai menunjukan sentimen positif.
Eksekutif tersebut mengatakan kepada para investor bahwa ketidakpuasan pelanggan berada pada level rekor terendah untuk model produksi 2021.
“Kami mengurangi kerumitan kendaraan kami secara besar-besaran. Hasilnya adalah lebih sedikit kesalahan yang terjadi karena prosesnya tidak akan serumit itu,” ujar Bollore.
Biaya garansi juga menunjukkan Jaguar Land Rover bergerak ke arah yang benar.
Dari Maret hingga Desember 2020, pabrikan hanya menghabiskan sekitar 680 dolar AS (sekitar Rp9,5 juta) untuk klaim garansi dan perbaikan.
Jumlah itu kira-kira setengah dari uang yang dihabiskan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sumber: Automotive News