Semikonduktor atau chip komputer telah menjadi bagian integral dari industri otomotif. Terutama karena mobil-mobil saat ini mempromosikan sejumlah besar teknologi sebagai nilai jual mereka.

Karena itu, kondisi kekurangan chip yang dialami industri otomotif secara global dan terjadi saat ini telah memengaruhi industri otomotif dalam skala luas.

Bahkan, tidak jarang kondisi tersebut memaksa penghentian produksi di antara beberapa produsen mobil. Tidak terkecuali pabrikan otomotif terkemuka General Motors, yang juga terkena dampak.

Baru-baru ini General Motors mengumumkan penutupan sementara salah satu pabrik mereka di Lansing, Michigan, Amerika Serikat, karena kekurangan chip ini.

Padahal, pabrik tersebut selama ini sudah memproduksi mobil-mobil andalan General Motors macam Chevrolet Camaro, Cadillac CT4, hingga Cadillac CT5.

Galeri: Chevrolet Silverado 2021

Sejalan dengan itu, kantor berita Reuters melaporkan bahwa General Motors akan membuat truk ukuran penuh (full size) terbaru tahun 2021.

Tapi, pilihannya tanpa sistem Active Fuel Management (AFM) atau yang paling umum dikenal sebagai penonaktifan silinder.

Kabar mengenai hal ini datang dari konfirmasi langsung juru bicara General Motors, Michelle Malcho.

Pihak Reuters kemudian mengabarkan, Malcho menyebut bahwa model yang terkena dampak adalah yang menggunakan mesin EcoTec3 V8 5,3 liter.

Mobil ini akan memiliki penghematan bahan bakar yang lebih rendah (satu mil per galon) karena kurangnya AFM tersebut.

Sejalan dengan kecanduan warga Amerika Serikat pada truk pikap, Malcho menegaskan kembali bahwa General Motors masih membuat semua truk pikapnya.

Bahkan, menurut Malcho, pihak perusahaan harus melindungi produksi truk pikapnya tersebut karena kendaraan ini adalah salah satu model yang paling menguntungkan.

Malcho, bagaimanapun, menolak berkomentar kepada Reuters tentang volume penjualan kendaraan yang dipengaruhi oleh perubahan produksi.

Penting untuk dicatat bahwa perubahan tersebut akan diterapkan selama model tahun 2021 dari truk produksi General Motors ini.

Terlepas dari dampak ekonomi dan pekerjaan, kekurangan chip global dan penghentian produksi relatif diperkirakan akan menyebabkan hilangnya sekitar 216.000 kendaraan.

Jumlah tersebut setara dengan pendapatan perusahaan, yakni sekitar 2 miliar dolar Amerika Serikat (setara dengan Rp28,8 triliun pada kurs saat ini).

Masih belum jelas apakah industri ini dapat bangkit kembali tahun ini, tetapi kekurangan pasokan chip tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga paruh kedua tahun ini.