Beredarnya mobil listrik (EV) menjadi masalah tersendiri bagi supercar bertenaga tinggi. Akselerasi yang cepat dan terjangkau ternyata mudah dilakukan oleh EV.
Kondisi ini tentunya dapat mengurangi daya pikat mesin mahal dari merek supercar seperti Lamborghini.
Perusahaan otomotif asal Italia tersebut mengetahui rahasia fakta ini, dan sedang mengubah fokus mereka untuk masa depan.
Bos Lamborghini wilayah Asia-Pasifik baru-baru ini mengatakan kepada media, bahwa prioritas mereka bukanlah akselerasi dan kecepatan tinggi untuk model masa depan.
Melainkan, pada handling dan dinamika kendaraan. Mobil performa Lamborghini pertama kali memang berfokus pada kecepatan tertinggi sebagai pembeda utama.
Kemudian setelah itu prioritasnya digantikan oleh akselerasi, demikian dijelaskan oleh Francesco Scardaon dari Lamborghini.
Seiring berjalannya waktu, handling dan dinamika kemudian menjadi bagian penting dari persamaan performa.
Sehingga, Lamborghini pun akan menjadikan keduanya sebagai fokus untuk kendaraan masa depan.
“Pembeda terbesar (pada Lamborghini) adalah drivability pada mobil dan handling," kata Scardaon, dikutip dari CarAdvice.com.au.
Meskipun mobil listrik memiliki keunggulan performa, tetap ada satu sisi buruk, yakni soal bobotnya.
Paket baterai adalah perangkat keras yang berat sehingga dapat memengaruhi cara handling mobil listrik.
Galeri: Lamborghini Sian FKP 37 di Frankfurt Motor Show 2019
Rupanya Scardaon menyadari hal itu. Maka itu, Lamborghini pun memperkuat handling untuk menyaingi mobil listrik, bahkan jadi prioritas nomor satu.
Bagaimanapun, ini adalah pengakuan menarik untuk merek yang telah berulang kali mengatakan bahwa propulsi atau sistem penggerak serbalistrik belum siap untuk supercar.
Tahun lalu, Lamborghini dan Boss Bugatti Stephan Winkelmann mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa supercar EV murni masih satu dekade lagi.
Sementara, perusahaan akan menjembatani kesenjangan bensin-listrik dengan hybrid. Lamborghini mengambil langkah pertama itu melalui Lamborghini Sian FKP 37.
Model yang akan menggantikan Lamborghini Aventador ini akan mempertahankan mesin V12-nya tetapi mendapatkan bantuan hybrid.
Merek seperti Lamborghini harus menilai kembali produk mereka untuk masa depan yang serbalistrik.
Pembuat mobil atau konsumen tidak lagi harus memilih antara kinerja dan efisiensi. Motor listrik menyediakan solusi terbaik di dunia.
Hal itu berpotensi merusak produsen mobil yang memiliki reputasi dalam hal tenaga kuda dan eksklusivitas. EV pun mengambil gigitan besar dari kondisi itu.
Sumber: CarAdvice.com.au