Pertamina mengumumkan jumlah pengguna aplikasi MyPertamina yang dikelolanya sudah mencapai 10 juta pengguna.

Aplikasi tersebut dibuat untuk memudahkan konsumen dalam mengakses kebutuhan yang berkaitan dengan Pertamina.

Hadirnya aplikasi tersebut merupakan wujud komitmen Pertamina dalam memenuhi hak konsumen dengan memperkuat layanan dengan memberi kemudahan transaksi secara digital.

Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relation PT Pertamina, Agus Suprijanto, mengatakan sejalan dengan tuntasnya program digitalisasi di 5.518 SPBU Pertamina, layanan transaksi digital melalui MyPertamina terus meningkat.

"Layanan MyPertamina memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi di SPBU," ujar Agus Suprijanto dalam keterangan resminya.

"Selain itu, dengan aplikasi MyPertamina, konsumen akan dimanjakan dengan berbagai fitur menarik seperti mengetahui titik SPBU terdekat, informasi promo menarik dan beragam hadiah serta merchandise," ujarnya.

“Pertamina akan terus melakukan inovasi untuk memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen setia."

"Sejalan dengan era digital, transaksi nontunai di Pertamina akan ditingkatkan sehingga konsumen dapat menikmati kemudahan dan kenyamanan dengan tingkat keamanan yang tinggi,” ujar Agus.

Selain meningkatkan layanan melalui aplikasi digital, Pertamina juga terus memperluas jangkauan program BBM Satu Harga di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T), agar harga BBM yang diterima masyarakat lebih terjangkau.

Pada program BBM Satu Harga, Pertamina sedang mempersiapkan tambahan titik lembaga penyalur BBM Satu Harga.

Titik tersebut tersebar di wilayah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulutgo, Sultengbar, Maluku Utara, dan Papua.

Pembangunan titik baru BBM Satu Harga merupakan bagian dari target 76 titik yang akan dipercayakan Pemerintah kepada Pertamina pada tahun 2021.

Saat ini 20 titik sedang memasuki tahap persiapan dan akan segera memasuki tahap uji operasi.

Ke-20 titik BBM Satu Harga tersebut tersebar di Nusa Tenggara Barat ( 2 titik), Nusa Tenggara Timur (7 titik), Kalimantan Barat (3 titik).

Juga terdapat di Kalimantan Timur (1 titik), Sulutgo (1 titik), Sultengbar (1 titik), Maluku Utara (2 titik) dan Papua (3 titik).

Hingga akhir tahun 2021, total akan terbangun 319 titik BBM Satu Harga serta hingga tahun 2024 ditargetkan bisa mencapai 500 titik.

Dengan adanya BBM Satu Harga, maka kebutuhan BBM di wilayah 3T akan tercukupi secara berkelanjutan.

Hal ini akan berdampak terhadap meningkatnya mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.