Royal Enfield dengan cepat menjadi salah satu pabrikan sepeda motor paling populer di kawasan Asia.
Sementara, di Eropa dan Amerika Serikat (AS), brand India itu juga mampu membuat kehadiran mereka terasa - sebagian besar berkat model 650 twins andalan, Continental GT dan Interceptor 650.
Perusahaan tersebut juga memiliki armada sepeda motor lain yang tak kalah impresif dan sangat dicintai. Itu karena kesederhanaan tampilan yang menawan dan konstruksi antipeluru.
Selain memiliki styling apik, produk Royal Enfield juga kerap menjadi kanvas kosong sempurna bagi para builder andal untuk menunjukkan potensi artistik mereka.
Salah satu contohnya adalah sepeda motor brat-style kustom yang kami hadirkan pada artikel ini.

Jika Anda luput membaca judul yang kami tulis, mungkin akan sulit mengetahui bahwa di bawah eksterior berotot motor ini, terdapat Royal Enfield Classic 500 yang kalem.
Dibangun oleh toko kustom populer asal India, Bulleteer Customs, sepeda motor ini telah mengalami banyak perubahan yang terdiri dari sejumlah komponen bespoke.
Sebagai permulaan, tim di Bulleteer mengganti lampu depan halogen dengan unit full LED yang lebih modern, dihiasi pinggiran baja yang disikat.
Demi memperkuat bagian depan lebih jauh, satu set garpu terbalik pun dipasang, sementara spatbor depan khusus dibuat dari lembaran logam.

Sepeda motor ini juga mendapat tangki bahan bakar baru yang sedikit lebih besar dan gemuk dibanding unit stoknya.
Dan, untuk melengkapi semua itu, pelana kulit kustom berwarna coklat - dengan ekor yang dipotong - dipasang pada bodi. Tujuannya jelas agar mendongkrak sisi estetika pada motor.
Pelek standar Royal Enfield Classic 500 berukuran 18 inci ditukar dengan unit 17 inci yang lebih kecil tetapi lebih lebar. Keduanya lantas dibalut oleh ban sportbike.
Sedangkan soal dapur pacu, Bulleteer Customs membiarkan mesin 499cc, berpendingin udara, satu silinder yang ditemukan pada Royal Enfield Classic 500 tidak tersentuh.
Konon, mesin bergaya brat kustom tersebut bisa memompa 27 daya kuda, melalui transmisi lima kecepatan standar.
Sumber: GaadiWaadi, BikeDekho