Pada 2017 lalu, pejabat pemerintah di Singapura mengumumkan ide untuk membuat Intelligent Driving Circuit (IDC) untuk menilai pengemudi selama pelajaran dan tes mengemudi.

Penjabarannya, sebuah tempat yang mirip sirkuit tapi lebih mirip kondisi jalan raya yang dilengkapi banyak sensor dan kamera untuk mencatat data.

Selanjutnya, data itu diolah oleh komputer untuk menghasilkan nilai apakah seorang pemohon layak mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) atau tidak.

Pada jamuan makan malam Dewan Keamanan Jalan Singapura, Menteri Dalam Negeri dan Hukum, K. Shanmugam, mengatakan rencana tersebut.

Rinciannya, tahap uji coba pada 2021 dengan implementasi penuh pada sekitar 2023. Waktunya pun tiba.

Sekarang April 2021 dan Kementerian Dalam Negeri berencana untuk melakukan uji coba sirkuit yang sepenuhnya otomatis ini untuk pengendara sepeda motor.

Jadi, uji coba pertama untuk pemohon SIM motor. Jika berhasil, uji coba berikutnya akan dilakukan untuk para pemohon SIM mobil.

Saat ini, seperti di kebanyakan negara lain, penilaian yang diberikan bagi para pemohon SIM masih dilakukan oleh manusia.

“Polisi lalu lintas akan menilai hasil uji coba untuk pengendara motor sebelum memutuskan apakah akan memulai uji coba untuk mobil," kata juru bicara polisi kepada Straits Times.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa penilaian otomatis oleh komputer hanya diterapkan di sirkuit yang telah disiapkan.

Sedangkan, saat ujian akhir atau aplikasi di lapangan, penilaian akan tetap dilakukan oleh manusia selaku penguji.

Pasalnya, ada beberapa kendala teknis saat aplikasi akhir di lapangan jika tetap memakai segala perangkat sensor dan komputer.

Kembali ke tes di sirkuit, para pemohon SIM motor yang mengikuti tes ini akan menggunakan sepeda motor yang telah dirancang khusus untuk berinteraksi dengan IDC.

 Baik motor uji maupun IDC akan menggunakan berbagai sensor, kamera, dan peralatan lainnya untuk menilai berbagai kesalahan berkendara dari calon pengendara.

Banyak sekali poin yang harus dipatuhi dan jangan sampai dilanggar agar nilainya baik dan lolos ujian.

Misalnya, harus memenuhi batas minimal kecepatan untuk jenis motor tertentu, harus menatap lurus ke depan saat kedua tangan di setang, dan kedua lutut harus rapat dengan tangki.

Termasuk, jangan beraksi cornering karena batasan kemiringan membelok hanya 45 derajat, apalagi sikut sampai menyentuh aspal.

Jika sistem ini dapat memenuhi atau melebihi akurasi 80 persen dalam mendeteksi semua poin penilaian, evaluasi lebih lanjut akan dilakukan.

Bisa jadi akan berlanjut untuk uji coba terhadap pemohon SIM mobil. Kementrian Dalam Negeri Singapura menginginkan tinggal sukses 100 persen dari sistem ini sebelum menerapkannya.

Jika sistem ini diterapkan, para pemohon SIM akan tak bisa lagi dibantu petugas agar bisa dapat nilai tinggi.