Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kecepatan MotoGP Meningkat, Tepat atau Berbahaya?

Berkembangnya teknologi di MotoGP juga semakin meningkatkan kecepatan motor yang membuat persaingan semakin ketat, tapi juga ada risiko besar yang mengancam setiap pembalap.

Pol Espargaro, Repsol Honda Team crash

Pol Espargaro, Repsol Honda Team crash

Gold and Goose / Motorsport Images

Seperti diketahui, pada Maret lalu, pembalap Pramac Racing, Johann Zarco mencatatkan rekor baru kecepatan tertinggi di MotoGP yang mencapai 362,4 km/jam.

Untuk ukuran sebuah sepeda motor, jelas itu sangat cepat. Bisa mencapai kecepatan seperti itu, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Ducati.

Namun, apakah kecepatan seperti itu diperlukan di MotoGP yang sebenarnya olahraga ini pada awalnya mengandalkan teknik dan strategi.

Valentino Rossi yang sudah menjalani kariernya selama 26 tahun di kejuaraan dunia balap motor, mulai dari bermesin 2-tak hingga 4-tak, serta mengubah gaya balapnya memberi komentar tentang pencapaian Ducati.

Menurut The Doctor mengendarai sepeda motor dengan kecepatan di atas 330 km/jam sangat berbahaya.

“Apakah kecepatan itu berbahaya? Bagi saya, melaju lebih dari 330 km/jam saja sudah sangat berbahaya,” ujar Rossi.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT kecelakaan

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT kecelakaan

Foto oleh: Dorna

Bukan hanya di MotoGP, bahaya dari peningkatan kecepatan semakin terlihat di kelas Moto3, ketika ada 20 motor atau lebih berbaris untuk mendapatkan slipstream.

Memang, motor MotoGP dilengkapi dengan segudang teknologi yang membuat para pembalapnya bisa mengendalikan tunggangannya dengan mudah.

Bahkan mereka bisa menurunkan kecepatan hanya dalam hitungan sepersekian detik berkat teknologi pengereman yang canggih.

Tetapi, ada faktor lain yang bisa membuat mereka mengalami kecelakaan besar seperti yang dialami pembalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Pol Espargaro, di Grand Prix Spanyol.

Marquez yang belum pulih sepenuhnya dari cedera menabrak dinding pembatas dengan sangat keras dan membuatnya sempat hilang ingatan.

Pria asal Spanyol itu bahkan menuntut seluruh sirkuit yang ada dalam kalender balap MotoGP melakukan renovasi dengan memperbesar area keselamatan.

Menurut peraih delapan gelar di semua kelas itu peningkatan kecepatan motor MotoGP saat ini tak dibarengi dengan tingkat keselamatan trek itu sendiri. Ini membuat risiko pembalap mengalami cedera serius semakin besar.

Marc Marquez

Marc Marquez

Sirkuit Jerez telah menjadi bagian dari kalender kejuaraan dunia balap motor sejak 1987. Pemenang saat itu Wayne Gardner mencatat rekor lap menggunakan Honda NSR500 dengan kecepatan rata-rata 136,7 km/jam.

Pada 2021, putranya, Remy Gardner, mencapai 158,1 km/jam di kelas Moto2. Sedangkan rekor lap MotoGP dicatatkan Maverick Vinales dengan 164,8 km/jam pada tahun lalu.

Saat ini, setiap motor MotoGP mengalami peningkatan 20 persen lebih cepat, dan area keselamatan trek tidak alami perubahan.

Pada 2015 lalu, dalam wawancara dengan Racer.com, Jorge Lorenzo mengungkapkan ketakutannya saat mengendarai motor MotoGP.

Peraih tiga gelar juara dunia kelas premier itu menganggap ajang balap motor paling bergengsi itu adalah olahraga berbahaya.

“Semakin banyak kecelakaan yang Anda alami, Anda akan semakin sadar kalau olahraga ini berbahaya,” ujar pria asal Spanyol itu

“Jika Anda mendapatkan cara tampil cepat tanpa mengambil banyak risiko, maka Anda berada di jalur yang tepat. Setiap pebalap punya sedikit ketakutan di MotoGP.”

Jorge Lorenzo, Yamaha Factory Racing

Jorge Lorenzo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Valentino Rossi yang memiliki masalah dengan kecepatan tertinggi dengan YZR-M1 miliknya, merasa MotoGP tak perlu melaju sangat cepat karena aksi menyalip di tikungan lebih menghibur para penggemar.

“Memang benar bahwa dalam MotoGP semua berubah sangat cepat dari tahun ke tahun, tapi itu menjadi tanda tanya bagi kami,” ucap pria 42 tahun itu.

“Banyak performa berubah dan semua orang mencoba untuk membuat sesuatu yang lebih baik, tapi terkadang itu tidak diperlukan.”

Valentino Rossi, Fiat Yamaha Team

Valentino Rossi, Fiat Yamaha Team

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Dovizioso Lebih Pilih Tes ketimbang Ambil Jatah Wildcard
Artikel berikutnya Petrucci-Lecuona Mengecewakan, Tech3 Belum Ingin Menyerah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia