Alpine A110 Legende GT kembali pada 2021 sebagai model edisi terbatas, dengan hanya 300 unit yang diproduksi untuk kawasan Eropa.

Versi terbaru ini lebih bertenaga dari pendahulunya, dengan mengadopsi mesin empat silinder 1,8 liter turbocharged dari A110S.

Unit tersebut mampu menghasilkan output 288 daya kuda (215 kilowatt) dan 236 pound-feet (320 Newton-meter) torsi.

Harga jual dimulai dari 71.600 euro (sekitar Rp1,2 miliar dengan nilai tukar saat ini) untuk market Prancis.

Legende GT ini tersedia dalam dua skema warna.

Anda bisa mendapatkan eksterior Mercury Silver dengan kabin kulit hitam, termasuk jahitan abu-abu, atau melirik pilihan lainnya, yakni bodi Abyss Blue dan jok kulit Amber Brown untuk interiornya.

Kedua opsi tersebut hadir dengan lampu belakang LED tembus pandang.

Galeri: Alpine A110 Legende GT 2021

Terlepas dari warna eksteriornya, terdapat pelek multi-spoke 18 inci dengan finishing potongan berlian (diamond-cut). Pada bagian belakangnya, ada kaliper rem berwarna emas.

Alpine Legende GT terbaru memiliki kursi Sabelt Comfort enam arah yang dapat disesuaikan. Kabinnya juga dilengkapi dengan headliner faux-suede Dinamica.

Terdapat aksen serat karbon dengan tenunan tembaga pada konsol tengah, visor, dan ventilasi udara.

Kemudian, ada sebuah plakat di bawah konsol tengah yang menunjukkan nomor produksi dari 300 unit tersebut.

Model khusus ini hadir standar dengan sensor parkir depan dan belakang, kamera cadangan, serta sound system stereo Focal.

Seperti A110S, Legende GT baru mampu melesat 62 mil/jam (100 km/jam) dalam 4,4 detik. Kecepatan tertinggi mobil ini dibatasi hingga 155 mil/jam (249 km/jam) saja.

Satu-satunya pilihan gearbox yang disediakan oleh Alpine adalah transmisi kopling ganda tujuh percepatan.

Saat ini, rumor masih beredar tentang masa depan A110 dan brand Alpine secara keseluruhan.

CEO Renault, Luca de Meo, mengatakan bahwa dirinya ingin mengubah Alpine menjadi "mini Ferrari". Dia bahkan mengindikasikan sebuah EV mungkin saja meluncur dari merek tersebut.

Namun, rencana pemotongan biaya yang diterapkan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi mencakup juga pembangunan kembali pabrik Dieppe, ketika A110 mencapai akhir masa pakainya.

Hal tersebut membuat kehadiran model generasi kedua tampak agak mustahil.