Hyundai telah menetapkan arah perusahaan ke masa depan, yaitu fokus pada mobil bertenaga listrik.

Sempat ada anggapan Hyundai sebenarnya belum melakukan transisi tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Dengan hadirnya platform dan model E-CMP baru seperti Ioniq 5, telah menunjukkan bahwa mereka sangat percaya pada program elektrifikasi.

Reuters melaporkan merujuk pada sumber yang dekat dengan para petinggi Hyundai. Dijelaskan Hyundai akan mengurangi investasi pada kendaraan berbahan bakar fosil.

Jumlahnya tak tanggung-tanggung, Hyundai akan membabat kuantitas produksi mobil bensin dan diesel hingga 50 persen.

Hyundai: nasce il marchio Ioniq per le auto elettriche

Selanjutnya, Hyundai akan berfokus pada pengembangan kendaraan listrik, daya simpan baterai, dan  sel bahan bakar.

Hyundai sendiri belum secara resmi mengomentari masalah tersebut, namun dalam sebuah komunikasi baru-baru ini telah tendensi ke arah itu.

Dijelaskan bahwa Hyundai memang sedang dalam proses akselerasi pada kendaraan tanpa emisi, baik listrik maupun hidrogen.

Pabrikan asal Korea Selatan ini juga menyatakan akan memperluas penawaran mobil bahan bakar alternatif di pasar utama seperti Amerika Serikat (AS).

Pada posisi ini, ada keinginan Hyundai untuk memperkuat kehadirannya di AS yang berujung pada pemasaran mereka.

Dengan jalur baru ini, Hyundai menargetkan untuk menjual 1 juta mobil listrik pada tahun 2025.

Ini sudah termasuk merek-merek seperti Genesis dan Kia yang berada di bawah Hyundai dan mencapai 2040 dengan sepenuhnya memproduksi kendaraan nol emisi.

Jalur yang Sama

Sementara itu, Hyundai sudah mulai memperlambat pengembangan mesin endotermik terbaru mereka.

Ini adalah pilihan yang umum bagi banyak produsen mobil, semuanya lebih atau kurang terfokus pada ekspansi di bidang kelistrikan.

Dipastikan, semua pabrikan sangat takut dengan regulasi Euro 7 yang membutuhkan investasi yang sangat besar untuk mencapai tujuan.

PSA dan Mercedes-Bens melakukan hal yang sama dengan caranya sendiri. Mereka berkongsi untuk menekan biaya.

Begitu pula dengan Volvo atau Ford yang telah menjelaskan bahwa mereka hanya akan bersama memproduksi mobil listrik pada 2030.

Hyundai baru-baru ini mengatakan akan membutuhkan 21 hingga 14 model, namun tak dirinci apa-apa saja kategori tenaga yang dipakai.

Kesemua model itu dijual di Cina dan akan menghadirkan setidaknya satu mobil tanpa emisi baru setahun mulai 2021.