Tahun lalu, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal melaporkan bahwa kendaraan niaga seperti bus dan truk menjadi kontributor CO2 pertama dan kedua di Jakarta dengan emisi sebanyak 145.778 ton CO2 untuk bus dan 106.057 ton CO2 untuk truk/hari.

Melihat kondisi tersebut, Ahmad Juweni, National Sales Manager Truck & Bus Radial (TBR) PT Hankook Tire Sales Indonesia menjelaskan dampak penggunaan ban terhadap konsumsi bahan bakar.

“Ban adalah komponen langsung yang bergesekan dengan permukaan jalan. Salah satu fungsi ban adalah meneruskan tenaga dari mesin yang disalurkan melalui sistem penggerak kendaraan."

"Saat ban bergulir di jalan, energi mekanik akan berubah menjadi panas dan bahan bakar diperlukan untuk mengganti energi yang hilang tersebut,” ujar Ahmad.

Untuk bisa mengelola bahan bakar dengan efisien, pengendara perlu memilih ban yang tepat. Dari segi konstruksi, Ahmad menyarankan ban jenis radial, khususnya tipe tubeless.

Ban tipe ini tidak memerlukan ban dalam dan flap sehingga berat ban menjadi lebih ringan dan tenaga yang diperlukan untuk memutar ban menjadi lebih sedikit. Tentunya konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat.

Kemudian memilih pola telapak ban berdasarkan medan yang ditempuh. Misal, pada medan tanah atau off road, disarankan menggunakan ban dengan tipe Lug yang mempunyai traksi lebih baik.

Jika keliru memilih pola telapak ban, konsumsi bahan bakar akan lebih boros dan ban akan cepat rusak.

Misalnya, ban tipe off road yang memiliki telapak kasar (lug) akan cepat panas, menimbulkan bunyi, dan terasa berat jika digunakan di jalan raya.

Hal lain yang tidak kalah penting ialah perawatan tekanan angin. Jika ban kekurangan tekanan, kendaraan akan terasa lebih berat sehingga mesin bekerja lebih keras untuk menggerakan roda.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Risiko lain akibat kurang tekanan angin adalah meningkatkan risiko aus ban jadi tidak merata, kerusakan separation (kembung), hingga pecahnya ban.

Sedangkan jika kelebihan tekanan, dapat mengurangi traksi pada ban, keausan yang tidak wajar di tengah telapak ban, dan rawan pecah karena benturan.

Oleh karena itu ban harus selalu diperiksa secara rutin untuk mengetahui kondisinya.

Faktor teknis yang harus diperhatikan juga adalah muatan yang diangkut kendaraan niaga. Kelebihan muatan dan semakin tinggi beban, ban akan bekerja lebih keras ketika bergerak, sehingga kendaraan niaga harus mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak.

Yang terakhir yaitu cara mengemudi. Semakin sering melakukan akselerasi mendadak pada gas dan rem maka akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar.

Oleh karena itu, sebaiknya pengendara melakukan akselerasi perlahan, mempertahankan kecepatan, menjaga jarak, dan lakukan perpindahan posisi gigi saat torsi optimal, umumnya di bawah 3.000 rpm.