Pada Agustus 2020, pihak berwenang Filipina menyita McLaren 620R 2020 yang langka setelah importir mengklaim bahwa mobil itu adalah Porsche Cayman.
Importir melakukan itu dalam upaya untuk menghindari pembayaran pajak yang semestinya. Pastinya McLaren 620R 2020 jauh lebih tinggi pajaknya daripada Porsche Cayman.
Namun, pemerintah tidak mau bersikap ramah terhadap para penghindar pajak tersebut. Semuanya disikat.
Bersama dengan beberapa mobil kelas atas lainnya dengan kasus serupa, semua yang tertangkap disita lalu dihancurkan tanpa ampun.
Adalah Biro Bea Cukai Filipina yang mengunggah video penghancuran supercar itu ke akun Facebook mereka.
Menurut unggahan di media sosial, mobil-mobil itu diimpor secara ilegal antara 2018 dan 2020 namun tetap bisa ditangkap.
McLaren 620R 2020 itu pergi ke tempat barang rongsokan besar tanpa atap bersama beberapa mobil lain yang sangat mengesankan.
Mobil lain yang hancur bersama McLaren 620R2020 itu termasuk Bentley Continental Flying Spur 2007, Porsche 911 C2S, dan lain-lain.
Galeri: Penghancuran Mobil Ilegal di Filipina
Terlihat pula ada Mercedes-Benz coupe di antara lima supercar yang dihancurkan. Lalu, ada lagi Hyundai Genesis bekas, Toyota Solara, dan lain-lain.
Pihak berwenang menghancurkan mobil mewah itu dengan backhoe, menjadikannya tidak berharga dan remuk redam begitu saja.
Penghancuran Simultan
Total, ada tujuh mobil dihancurkan secara bersamaan di mana lima di antaranya adalah mobil mewah.
Tak hanya itu, ada 14 kendaraan lain yang mengalami nasib serupa tapi eksekusinya di pelabuhan yang berbeda.
Sebelumnya lagi, otoritas Filipina juga telah menghancurkan 17 kendaraan lainnya pada Februari 2021 lalu.
Pada 2017, Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte memerintahkan agar kendaraan yang diimpor secara ilegal harus dihancurkan.
Ini untuk menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam menindak importir ilegal, sekaligus untuk efek jera.
Galeri: McLaren 620R 2020
Kumpulan mobil terbaru yang dihancurkan ini bernilai lebih dari 1,1 juta dolar AS (sekitar Rp15,8 miliar).
Penghancuran mobil ilegal yang dilakukan Presiden Duterte ini pun telah didokumentasikan dengan baik.
Pada 2018, pemerintah Filipina telah menghancurkan mobil senilai hampir 6 juta (sekitar Rp86,5 miliar) dengan hampir 100 mobil di antaranya dihancurkan tahun di itu.
Lalu, mobil yang sudah tak berbentuk lagi itu dipublikasikan untuk memberi peringatan kepada calon importir ilegal agar tak meneruskan usaha haram mereka.
Metode Dipertanyakan
Efek kejut untuk mencegah importir ilegal di Filipina bisa dikatakan cukup efektif karena pemerintah tampak tak main-main.
Namun, metode ini tetap dipertanyakan lantaran publik akan selalu melihat mobil-mobil bagus dihancurkan begitu saja.
Pasalnya, para penjahat akan terus mencari cara bagaimana mengakali undang-undang impor yang ketat dan pajak yang tinggi di negara itu.
Meski, otorita Filipina pun punya kemampuan bagus untuk terus bisa menangkapi mereka. Masalahnya, apa tak lebih baik mobil itu disita lalu dilelang, uangnya masuk kas negara.