Pamor mobil listrik makin meroket. Banyak negara mulai beradaptasi dengan inovasi transportasi ramah lingkungan ini.
Meski belum terlalu populer di Tanah Air, namun kehadiran mobil listrik mendapat sambutan baik di berbagai negara.
Salah satunya adalah Inggris. Negeri Ratu Elizabeth ini mulai banyak menyediakan charging point untuk mengisi baterai mobil listrik para warganya.
Namun, langkah yang lebih progresif tengah disiapkan oleh industri mobil Inggris.
Mereka yang tergabung dalam Perkumpulan Perusahaan dan Pedagang Motor (SMMT) meminta pemerintah Inggris untuk menyediakan 2,3 juta charging point pada 2030.

Proposal ini juga bertujuan untuk memangkas ketertinggalan wilayah-wilayah miskin di Inggris yang selama ini tak terjamah teknologi mobil listrik.
Tak hanya menambah jumlah stasiun pengisian daya, SMMT juga menginginkan pemerintah Inggris berinvestasi pada perusahaan produksi baterai dengan membangun pabrik fuel cell hidrogen.
Proposal ini juga berisi harapan kepada pemerintah setempat agar bisa menjadi negara terdepan di bidang industri otomotif, termasuk dengan memproduksi sendiri berbagai komponennya.
Harapan SMMT bukan isapan jempol belaka. Industri otomotif di Inggris saat ini sedang menunjukkan tren yang meroket.
SMMT mengklaim bahwa industri ini telah berkontribusi 15 miliar poundsterling (sekitar Rp300 triliun) terhadap pendapatan negara.
Industri ini juga telah membuka lapangan kerja bagi 180.000 orang, yang makin menegaskan status Inggris sebagai raksasa industri Eropa.

"Beberapa tahun ke depan akan menjadi perode yang krusial untuk sektor ini (industri otomotif)," ujar Chief Executive SMMT, Mike Hawes.
"Ritme perkembangan teknologi saat ini terus meningkat dan persaingan menjadi semakin sengit."
"Jika ingin industri otomotif di negara ini terus bertahan, dengan berbagai manfaat yang sudah diberikan, keputusan harus dibuat sesegera mungkin," tuturnya.
Lebih lanjut, SMMT juga berharap pemerintah Inggris berkenan memberikan insentif kepada industri ini, terlebih untuk menunjang tranportasi ramah lingkungan.
Salah satu yang menjadi harapan adalah dihapuskannya pajak bagi kendaraan listrik, hidrogen, dan mobil hybrid.
Sebagai gantinya, SMMT mendorong pemerintah Inggris untuk memikirkan sistem pajak baru, mengingat pajak bahan bakar adalah salah satu sumber pendapatan terbesar setiap tahunnya.
"Sektor otomotif memiliki kedudukan yang unik dalam membantu pemerintah mewujudkan agendanya, yakni untuk meningkatkan daya saing global," tutur Hawes.
"Sejauh ini, pemerintah telah menunjukkan dukungannya terhadap industri ini, sehingga mampu bersaing dengan negara Eropa lainnya."
"Kini saatnya tancap gas dan mengambil langkah nyata untuk mendukung salah satu industri terpenting di Inggris," ujarnya.