Mengendarai mobil saat berada di bawah pengaruh alkohol jelas sangat berbahaya, bodoh, dan - di hampir setiap bagian dunia - ilegal.

Sebaliknya, mengemudi saat Anda haus bukanlah pelanggaran hukum. Namun, sebuah penelitian terbaru mengindikasikan bahwa hal itu bisa saja menjadi ilegal.

Meskipun kesimpulan tersebut terdengar liar, faktanya ada beberapa ilmu yang mendukung.

Leasing Options mengumpulkan berbagai jenis informasi tentang dehidrasi, mulai dari berapa banyak air yang dikonsumsi rata-rata orang sampai seberapa cepat seseorang mengalami kekurangan cairan.

Singkatnya, laporan tersebut menyatakan seseorang harus minum kira-kira setengah galon air setiap hari. Tetapi, di Inggris, rata-rata orang hanya mengkonsumsi sekitar sepertiga galon.

Sementara, angka berfluktuasi untuk orang-orang di Amerika Serikat (AS). Namun, konsensus umumnya adalah mereka sudah mencapai batas setengah galon untuk tetap terhidrasi.

Itu hal yang bagus, karena Science Direct mengklaim bahwa orang yang sedikit dehidrasi saja bisa kehilangan fokus mental yang berujung kepada bermacam kesalahan mengemudi.

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, dilakukan penelitian terhadap 11 pria dewasa dengan menggunakan simulator mengemudi tidak bergerak namun tetap mencerminkan kondisi dunia nyata.

Setiap orang berpartisipasi dalam tiga sesi mengemudi, yang pertama adalah sesi pengenalan untuk membiasakan diri dengan simulasi.

Dua sesi sisanya memantau pengemudi dalam "perjalanan" berdurasi dua jam - satu terhidrasi dan satu haus.

Sensor melacak aktivitas otak, sedangkan kamera mengawasi gerak-gerik pengemudi. Insiden yang dianggap terkait dengan kelelahan tak dimasukkan ke dalam penelitian.

Hasilnya menunjukkan bahwa pengemudi yang mengalami dehidrasi cenderung membuat lebih banyak kesalahan kecil, seperti penyimpangan lajur atau pengereman yang terlambat.

Yang menarik, frekuensi kejadiannya serupa dengan seseorang yang berada di bawah pengaruh alkohol.

Namun, perlu dicatat bahwa ukuran sampel penelitian yang kecil bisa menjadi faktor pembatas dalam menarik kesimpulan.

Penelitian ini juga menemukan peningkatan kesalahan kecil bahkan terjadi kepada pengemudi yang terhidrasi dengan baik selama simulasi berlangsung.

Meski demikian, frekuensinya lebih sedikit dibandingkan saat mengalami dehidrasi.

Hal lain yang menggelitik adalah, salah seorang peserta harus dikeluarkan dari penelitian karena dia terus tertidur selama simulasi.

Pada akhirnya, kita tentu paham bahwa kekurangan cairan pasti akan berdampak terhadap keterampilan berpikir kritis, suasana hati, dan kesehatan seseorang.

Namun, apakah adil untuk menarik korelasi antara mengemudi dalam keadaan dehidrasi dan mengemudi dalam keadaan mabuk?

Kami akan menyerahkan jawabannya kepada Anda, para pembaca Motor1.com.

Galeri: 5 Supercar Termurah 2021