Meski kendaraan listrik dianggap menjadi solusi bagi kendaraan masa depan yang ramah lingkungan, namun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memiliki perspektif yang lain.

Dalam kesempatan webinar Investor Daily Summit 2021, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengungkapkan kendaraan listrik bukan satu-satunya pilihan powertrain untuk alat transportasi masa depan.

Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang luar biasa, misalnya gas alam. Oleh karena itu Indonesia layak mengembangkan bahan bakar alternatif.

Yohannes Nangoi menjelaskan bahan bakar alternatif tersebut, seperti: bahan bakar berbasis biodiesel dan gasohol, Compress Natural Gas (CNG), dan bahan bakar E-5 (bensin dengan 5% etanol).

Gaikindo sendiri menurut Nangoi sudah membuat roadmap biodiesel untuk transportasi.

Gaikindo mendukung program pemerintah Bahan Bakar Nabati Wajib di Indonesia dan melakukan penyesuaian komponen dan material pada kendaraaan untuk meminimalkan dampak terhadap industri otomotif.

Roadmap tersebut dimulai pada tahun 2014-2015 dengan penerapan bahan bakar Biodiesel B15.

Tahun 2016-2019 transportasi sudah mengggunakan Biodiesel B20, dimana pada tahun 2018 B20 bisa menghemat devisa sebesar Rp26 Triliun.

Tahun 2020-2025 transportasi sudah menggunakan B30, di mana bahan bakar ini bisa menghemat devisa sebesar Rp67 triliun/tahun.

Nangoi juga mengingatkan bahwa Pertamina pada tahun 2020 sudah bisa memproduksi bahan bakar dari minyak sawit yang disebut D-1000.

Bahkan Pertamina sudah melakukan uji coba jalan menggunakan bahan bakar tersebut dan hasilnya cukup memuaskan.

Nangoi juga menjelaskan bahwa teknologi powertrain canggih yang ramah lingkungan seperti hybrid dan FCEV saat ini sudah tersedia secara global.

Namun untuk mengadopsi teknologi tersebut terkendala pada harganya yang masih mahal.

Sebagai mana diketahui, industri otomotif nasional menjadi salah satu lokomotif perekonomian dengan kontribusi terhadap PDB kurang lebih 4,24%.

Juga menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan nonmigas dengan kontribusi terhadap ekspor nasional kurang lebih 4,5%, dengan ekspor CBU tahun 2020 sebanyak 232.175 unit kendaraan.

Total kapasitas produksi saat ini mencapai 2,4 juta unit/tahun, meski pada tahun 2020 akibat pandemi, hanya memproduksi 700 ribu unit.

Sementara untuk tenaga kerja, industri otomotif menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja.

Menurut Nangoi, kehadiran kendaraan listrik bisa menjadi pelengkap dari keberadaan kendaraan konvensional.

 

Galeri: FIN Komodo Bledhex, Mobil Off-Road Listrik Indonesia