Dunia yang semakin tanpa jarak menjadikan sebuah perusahaan bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan di negara lain.

Hal itu yang kini dilakukan perusahaan otomotif besar di Cina, Geely dengan pabrikan mobil terbesar di Eropa, Renault Group.

Pada 9 Agustus lalu, Renault Group, perusahaan global asal Prancis dengan sejarah 120 tahun di industri otomotif, dan Geely Holding Group, grup otomotif swasta terbesar di Cina, bersama-sama mengumumkan perjanjian untuk menciptakan kerja sama yang inovatif.

Kerja sama keduanya akan bersinergi untuk menggarap pasar di Cina dan Korea Selatan sebagai pasar utama.

Kemitraan ini akan memungkinkan Renault Group dan Geely Holding untuk berbagi sumber daya dan teknologi. Fokusnya adalah pada kendaraan hybrid di pasar Asia yang tumbuh cepat.

Galeri: Renault Mégane E-Tech Electric (2021)

Di Cina, berdasarkan teknologi Geely Holding yang ada dan jejak industri yang matang, kedua mitra akan bersama-sama memperkenalkan kendaraan hybrid bermerek Renault.

Renault akan berkontribusi pada strategi branding, pengembangan saluran dan layanan, serta menentukan perjalanan pelanggan yang tepat.

Untuk Korea Selatan, kerja sama ini akan memanfaatkan jaringan Renault Samsung Motors yang memiliki pengalaman lebih dari dua dekade.

Dalam MoU tersebut disebutkan sangat memungkinkan bagi Renault Group dan Geely Holding untuk bersama-sama mengeksplorasi lokalisasi kendaraan berdasarkan platform kendaraan hemat energi Lynk & Co untuk pasar lokal.

Kedua mitra ini akan terus mencari kemitraan potensial yang lebih mendalam di bawah semangat mode kemitraan yang terbuka dan inovatif.

Dengan kerja sama keduanya, maka porto folio kedua perusahaan ini akan semakin luas dan berkembang melampau batas-batas negara.

Renault sendiri sudah menjalin kemitraan yang kuat dengan Mitsubishi dan Nissan, di mana ketiganya saling berbagi target pasar yang memberikan keuntungan bagi ketiganya.

Sementara Geely Holding, memiliki kerja sama yang erat dengan pabrikan Volvo, Proton, dan Lotus.

Kemitraan ini sangat memungkinkan bagi mereka untuk saling mengembangkan platform kendaraan dan teknologi. Termasuk juga dalam urusan komunikasi dan publikasi, serta penjualan.

Dengan kemitraan ini Renault membuka peluang yang besar untuk mengadu peruntungan seperti yang dilakukan pabrikan Eropa lainnya, seperti VW, Audi, Mercedes, dan BMW.

Dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Cina memang menjadi pasar otomotif yang seksi dan potensial.

 

Galeri: Lynk & Co Zero EV