Sekilas informasi saja, Geely Group adalah perusahaan multinasional dari Cina, pemilik Volvo dan Lotus, serta 50 persen pemilik saham Smart.
Untuk alasan ini, mobil buatan Geely sangat menghargai platform dan teknologi Eropa. Jadi, Geely membuat mobil dan ditujukan ke pasar Eropa, diyakini bakal sangat menarik.
Dalam artikel khusus ini kita akan fokus pada Geely Atlas Pro. Ini SUV kompak yang menawarkan mesin bensin dari Volvo tiga silinder turbocharged 1,5 liter di bawah kapnya.
Ya, mesin yang sama persis digunakan oleh Volvo XC40 yang sukses itu. Jadi, Geely Atlas Pro tidak memakai mesin kaleng-kaleng.
Galeri: Geely Atlas Pro
Selain desain yang menarik dan sangat bergaya Eropa, SUV ini dijual sangat murah di pasar yang berbeda.
Misalnya di Rusia, di mana harganya hanya sekitar 13.550 euro (sekitar Rp230 juta). Jika masuk Indonesia pun diperkirakan juga tak akan jauh bedanya dari angka itu.
Dengan jumlah uang yang relatif tak banyak itu, para konsumen di Rusia bisa mendapatkan mobil dengan dimensi yang cukup besar.
Panjangnya 4,54 meter, lebar 1,83 meter, dan tinggi 1,71 meter. Mesinnya bertenaga 174 daya kuda dan transmisi otomatis ganda dengan tujuh percepatan.

Seperti yang dapat Anda lihat di foto, interior kendaraan menawarkan kualitas yang dipersepsikan tinggi dan bertabur teknologi.
Layar tengah yang besar memimpin dasbor, meskipun ada beberapa kontrol konvensional di bawahnya.
Persis di sebelah kenop tuas persneling ada kenop melingkar yang memungkinkan Anda memilih program mengemudi yang diinginkan dari sistem Drive Mode. Ini sama seperti di Volvo.
Mempertimbangkan apa yang telah dilihat, baik pada aspek estetika, kualitas, dan teknologi, Geely Atlas Pro layak dapat penilaian baik.
Artinya, Geely Atlas Pro bisa bersaing di Eropa melawan merek mapan di sana untuk segmen SUV kompak.
Apalagi, dengan segala yang dimiliki Geely Atlas Pro kian menarik dengan harga yang sangat terjangkau.
Memang, sangat menarik memerhatikan segala perkembangan Geely ini. Bagaimana upaya keras mereka membuat mobil yang berkualitas hingga bisa bersaing di Eropa.
Stigma mobil Cina yang dianggap sebagai penjiplak merek ternama seakan tak dipikirkan Geely karena mereka punya sumber daya untuk membuat mobil bagus.