Covid-19 terus menyebabkan kekacauan di banyak wilayah di dunia, termasuk Jepang. Jumlah keseluruhan kasus sebenarnya menurun di beberapa negara, tetapi untuk negara lainnya justru meningkat.

Ini tentunya mengganggu tidak hanya urusan produksi mobil, tetapi juga berbagai acara yang terkait dengan peluncuran maupun pameran mobil.

Nissan misalnya, hari ini mengumumkan bahwa mereka harus membatalkan Festival Nismo (Nissan Motorsport) tahun ini akibat meningkatnya kasus Covid-19 di Jepang.

Kondisi ini seakan menambah parah kondisi pasar otomotif di Jepang setelah pabrikan lainnya, Toyota, mengakui sedang kekurangan suku cadang.

Seingga, memaksa Toyota untuk menyesuaikan operasi produksinya selama beberapa bulan ke depan.

Pihak Nissan membuat keputusan untuk membatalkan acara Festival Nismo tersebut demi membantu mencegah penyebaran virus corona.

"Nissan dan Nismo menyayangkan dan memahami kekecewaan yang ditimbulkan kepada semua penggemar yang menantikan acara tersebut," kata Nissan dalam siaran persnya.

Sejatinya ini akan menjadi ajang ke-23 festival tersebut setelah dibatalkan tahun lalu, juga karena pandemi virus corona.

Karyawan dari Nissan dan Nismo sebenarnya sudah bekerja keras untuk menyelenggarakan acara tersebut, tetapi perusahaan akhirnya memutuskan untuk membatalkannya.

 

Galeri: Nissan GT-R Nismo 2022 Special Edition

Untuk wilayah Jepang, kasus Covid-19 mulai meningkat menjelang digelarnya Olimpiade 2021 yang diadakan selama musim panas di Tokyo.

Hingga kemudian, virus corona belakangan ini membawa dampak negatif yang signifikan bagi pabrikan Jepang lainnya, Toyota.

Perusahaan mengatakan beberapa pemasok lokal di Asia Tenggara harus membatasi operasi karena penyebaran virus yang sekarang mulai memengaruhi produksi sang automaker itu.

Pengurangan produksi terjadi hanya beberapa minggu setelah Toyota mengumumkan pengurangan lain yang akan membuat produksi turun hingga 40 persen bulan ini.

Perusahaan sekarang diperkirakan kehilangan hingga 400.000 kendaraan dari produksi secara global hingga Oktober mendatang.

Kendala krisis chip global yang sedang berlangsung akhirnya mulai memengaruhi Toyota pada akhir bulan lalu.

Dan perusahaan tersebut menegaskan hari ini bahwa kekurangan chip tersebut merupakan masalah yang berkelanjutan.

Meskipun permintaan tetap tinggi, Toyota mencari solusi jangka menengah dan panjang untuk menyelesaikan masalah krisis semikonduktornya.

Hal itu memberi perusahaan kepercayaan bahwa pada November tahun ini dan seterusnya akan bisa terlihat lebih baik, tapi ternyata sejauh ini belum ada prospek yang jelas.

Produsen mobil yang bermarkas di Aichi, Jepang, tersebut kemungkinan akan terus mengalami gangguan setidaknya selama beberapa bulan ke depan.