Layanan berlangganan dan fitur berbayar dapat menentukan pengalaman kepemilikan otomotif dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Adopsi yang cepat dari teknologi perangkat lunak yang terhubung memberikan ide-ide baru kepada pembuat mobil tersebut. Termasuk tentang cara mengemas dan menjual mobil yang mereka buat.
Meskipun ada juga risiko untuk transaksi dengan model seperti itu, sehingga menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran tentang siapa yang memiliki apa.
Namun demikian, layanan semacam itu dapat memungkinkan kendaraan lama, termasuk BMW, untuk menggunakan “trik-trik” baru pada mobilnya dengan mengunduh aplikasi.
Itulah yang dilakukan oleh pembaruan teknologi BMW pada musim panas baru-baru ini.
Sehingga, memungkinkan pelanggannya memiliki kesempatan untuk membeli fitur Remote Engine Start jika kendaraan lama mereka tidak memilikinya.
Siapa pun yang memiliki kendaraan kompatibel dan tidak dilengkapi dengan fungsi tersebut dapat membelinya melalui BMW ConnectedDrive Store.
Galeri: BMW iX3 2022
Sistem yang telah tersedia sejak model tahun 2019 itu memungkinkan pemiliknya untuk melakukan prakondisi kendaraan mereka melalui smartphone dan aplikasi My BMW.
Sehingga, kemudian dapat mengatur suhu interior yang diinginkan tanpa menghadapi elemen.
Itu juga dapat diaktifkan dengan tiga klik pada tombol kunci key fob, meskipun itu akan mati setelah 15 menit untuk menghemat baterai dan bahan bakar.
Penawaran fitur-on-demand Remote Engine Start BMW jauh lebih berbahaya daripada produk pasca-penjualan lainnya karena ini adalah pembelian satu kali.
Namun, pembuat mobil mulai melihat nilai potensial (keuntungan) dalam menjual layanan dan fitur lama setelah mobil meninggalkan tempat diler, dan itu termasuk langganan untuk mengakses fitur kendaraan tertentu.
Awal tahun ini, pabrikan Jerman lainnya yakni Mercedes mengumumkan akan membebankan biaya kepada pemilik Mercedes-Benz EQS Jerman sebesar 575 dolar AS (Rp8,2 juta) per tahun.
Biaya itu untuk mengakses fungsi kemudi belakang 10 derajat pada model tersebut meskipun perangkat kerasnya sudah terpasang pada kendaraan dari pabrik. Itu hanya diblokir oleh paywall berlangganan.
BMW bahkan mencoba menagih pelanggan 80 dolar AS (Rp1,14 juta) per tahun untuk menggunakan Apple CarPlay meskipun perusahaan mundur pada akhir 2019.
Namun, jelas bahwa gagasan berlangganan dan penawaran produk pasca-penjualan tidak pernah ditinggalkan oleh perusahaan.
Sumber: BMW