Mantan ketua aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi, Carlos Ghosn, dikabarkan hengkang dari Jepang ke Lebanon pada Desember 2019.

Padahal, dia saat itu berstatus sebagai tahanan rumah di Jepang, masih menunggu persidangan atas kasus pelanggaran finansial di negara tersebut.

Beberapa bulan kemudian, muncul laporan tentang potensi perpecahan di antara trio aliansi, meskipun, jelas, hal itu belum terjadi sampai sekarang.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Ghosn mengecam kemunduran Nissan sejak perpisahannya dengan sang automaker.

"Sungguh disayangkan, setelah 19 tahun penuh kerja keras, Nissan kembali seperti 1999, yakni perusahaan mobil yang membosankan dan medioker. Mereka akan kesulitan menemukan lagi tempat di industri otomotif," kata pria 67 tahun kelahiran Brasil itu dalam perbincangan eksklusif bersama FOX Business.

"Kami dulu berusaha membangun sebuah sistem, di mana perusahaan ini akan menjadi bagian dari sesuatu yang benar-benar baru, dengan banyak inovasi teknis," tambahnya.

Demi mengungkapkan sudut pandangnya mengenai drama yang terjadi dengan pemerintah Jepang, dua tahun lalu, Ghosn meluncurkan buku baru berjudul "Broken Alliances".

Dalam buku tersebut, sosok yang juga pernah memimpin Renault dan Mitsubishi itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di pengadilan - tentu saja dari perspektifnya.

Ghosn juga punya teori mengapa semua kekacauan itu terjadi, dan diyakini terkait rumor bahwa pemerintah Jepang tidak senang dengan aliansi otomotif global yang dia bangun.

"Pemerintah Jepang dan beberapa eksekutif di negara itu berpikir bahwa keseimbangan yang ada antara Prancis dan Jepang dalam aliansi tidak akan dihormati," katanya kepada Maria Bartiromo dalam program Mornings with Maria.

"Pemerintah Prancis bertindak dengan cara tertentu agar bisa mendapatkan porsi yang lebih besar untuk berpendapat dalam aliansi ini."

Apakah semuanya akan beres setelah persidangan berakhir? Kemungkinan besar, tidak, dan Ghosn yakin tidak akan ada pemenang dalam kasus ini.

"Jepang kehilangan reputasinya. Prancis kalah. Nissan kalah, Renault kalah, Mitsubishi kalah, pemegang saham juga kalah," kecamnya.

Galeri: Nissan Silvia's Nearly 40 Year Evolution