Sudah lebih dari setahun yang lalu ketika Jaguar Land Rover menuduh Volkswagen Group menggunakan teknologi off-road dari Jaguar Land Rover yang dipatenkan.

Perusahaan milik Tata ini menginginkan larangan penjualan untuk SUV grup bisnis otomotif asal Jerman tersebut.

Yakni meliputi Porsche Cayenne, Lamborghini Urus, VW Tiguan, dan beberapa model Audi seperti Audi Q5 yang terlaris merek tersebut.

Minggu ini, Jaguar Land Rover dan VW Group datang untuk sebuah penyelesaian seperti dikutip dari Automotive News, meskipun rincian penyelesaiannya belum diumumkan hingga saat ini.

Lepas dari itu, penyelesaian tersebut tampaknya datang tepat pada waktunya karena Jaguar Land Rover akan memulai uji coba seminggu setelahnya.

Galeri: Land Rover Defender 90 2021

Namun demikian, Bloomberg mencatat Jaguar Land Rover berpotensi menghasilkan hingga 200 juta dolar AS (sekitar Rp2,85 triliun) per tahun dalam lisensi karena dugaan pelanggaran paten itu.

Untuk diingat, Jaguar Land Rover menuduh VW Group menggunakan sistem Terrain Response yang sudah dipatenkan oleh Jaguar Land Rover sebelumnya.

Sistem tersebut menyesuaikan beberapa pengaturan kendaraan dengan menekan sebuah tombol (atau memutar kenop).

Sistem ini juga memungkinkan pengemudi untuk memilih mode berkendara – Pasir (Sand), Batuan (Rock), Merayap (Crawl), atau Lumpur (Mud).

Ini kemudian mengoptimalkan parameter pengereman, mesin, dan gearbox untuk permukaan tersebut, sehingga meningkatkan kinerja off-road.

Sistem Terrain Response ini, tentu saja, sudah dilengkapi dalam beberapa model Land Rover, serta Jaguar F-Pace.

Maka itu, Jaguar Land Rover ingin VW Group berhenti menjual mobilnya yang dilengkapi dengan sesuatu yang serupa karena ini adalah "fitur Land Rover dan hanya Land Rover."

Perselisihan ini makin memanaskan situasi antara kedua merek tersebut. Sebab, ini bukanlah kali pertama Jaguar Land Rover melontarkan gugatan paten pada VW Group.

Sebelumnya Land Rover pernah juga mengajukan gugatan terhadap anggota VW Group lainnya, yakni Bentley.

Gugatan tersebut diajukan pada tahun 2018 lalu untuk masalah serupa pada produk Bentley Bentayga kelas atas.

Pihak Bentley dan Jaguar Land Rover sendiri belum menyelesaikan kasus tersebut, dan persidangannya diperkirakan akan digelar pada bulan Februari 2022 mendatang.

Saat dikonfrmasi, seorang juru bicara dari VW Group menolak berkomentar tentang penyelesaian tersebut.

Sementara juru bicara dari Jaguar Land Rover mengaku tidak mau buru-buru memberikan pernyataan.