Sebuah email mampir ke inbox, subyeknya tertulis: EV Indonesia 2022 - The Indonesia's only Dedicated Show for Electric Vehicle 2022 (Hybrid). Wow!
Singkatnya, ini semacam teaser dari pihak penyelenggara (GEM Indonesia) untuk mensosialisasikan event ini jauh-jauh hari.
Bagaimanapun juga era elektrifikasi harus disambut dengan tangan dan pikiran terbuka.
Karena ini adalah gerakan global yang memiliki harapan besar bagi bumi beserta isinya, setidaknya dalam menjaga lingkungan hidup.
EV Indonesia 2022 merupakan sub-event INAPA yang berfokus pada kendaraan listrik, teknologi, komponen dan solusi EV Manufacturing.
Event ini akan diadakan pada tanggal 23 - 25 Maret 2022, JIExpo Kemayoran, Jakarta (acara hybrid).
EV Indonesia 2022 menghadirkan kesempatan untuk menampilkan tren dan teknologi terbaru untuk solusi manufaktur kendaraan listrik termasuk baterai, dan powertrain listrik.
Termasuk juga komponen, sistem IT, material, peralatan, dan layanan. Ini akan menjadi salah satu platform satu atap paling prospektif di ASEAN untuk industri otomotif.
Ke depan, dunia otomotif akan bertransformasi menjadi electric vehicle (EV).

Tren positif ditunjukkan oleh kendaraan listrik di mana pemerintah gencar mengembangkan kendaraan listrik dan Indonesia akan menjadi pusat produksi mobil listrik.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia dan menjadikan Indonesia fokus untuk mengembangkan industri baterai mobil listrik.
Terbukti dengan dibangunnya pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia bahkan pertama di Asia Tenggara dengan investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp15,6 triliun).
Pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik berbasis baterai roda 4 atau lebih menjadi 600.000 unit per tahun, dan roda 2 mencapai 2,45 juta unit per tahun pada 2030.
Pesatnya perkembangan kendaraan listrik di Indonesia menarik perusahaan otomotif besar untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia seperti Toyota, Mitsubishi, Hyundai dan Honda.
Khusus untuk Hyundai, selain memasarkan mobil listrik di Indonesia, juga membentuk konsorsium.
Konsorsium terdiri dari Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis dan LG Energy Solution untuk bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Pada Juli lalu, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan pemerintah Indonesia.
Ketiga pihak sepakat mendirikan joint venture (JV) membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia.
Pabrik ini akan dibangun di Karawang di atas tanah seluas 330.000 meter persegi. Pembangunan pabrik akan selesai pada semester pertama tahun 2023.
Sedangkan produksi sel baterai secara massal di fasilitas baru ini diharapkan dapat dimulai pada semester awal tahun 2024.
Fasilitas ini ditargetkan dapat memproduksi 10 GWh sel baterai lithium-ion dengan bahan katoda NCMA (nikel, kobalt, mangan, aluminium) setiap tahunnya.
Produksi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 150.000 unit BEV.
Fasilitas ini juga disiapkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 30 GWh agar dapat memenuhi pertumbuhan permintaan BEV di masa yang akan datang.
Sel baterai yang diproduksi bakal diaplikasikan pada model kendaraan listrik milik Hyundai Motor dan Kia yang dibangun di atas platform khusus BEV dari Hyundai Motor Group, yaitu Electric-Global Modular Platform (E-GMP).